Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hattanomics: Demokrasi Ekonomi sebagai Antitesis Kapitalisme

1 November 2024   20:19 Diperbarui: 1 November 2024   20:30 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Figur 3: Growth, Inflation & Gini Ratio Indonesia 2004-2023 (Verico, 2024)

Figur 3: Growth, Inflation & Gini Ratio Indonesia 2004-2023 (Verico, 2024)
Figur 3: Growth, Inflation & Gini Ratio Indonesia 2004-2023 (Verico, 2024)

Namun sayang, dalam praktiknya, buah pikiran Bung Hatta nampaknya hanya menjadi angan-angan semata. Pasalnya, melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, tampaknya masih jauh dari penerapan asas-asas demokrasi ekonomi. Prinsip pembangunan yang terjadi sekarang hanya berfokus pada penciptaan pertumbuhan tanpa penciptaan nilai tambah bagi seluruh segmen masyarakat. Contoh mudahnya dapat dilihat pada periode 2008--2012, ketika terjadi peningkatan harga komoditas dunia yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat secara tiba-tiba. Di waktu yang bersamaan, indeks Gini Indonesia juga mengalami peningkatan secara signifikan (Verico, 2024). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia tidak bersifat inklusif, mengindikasikan adanya otokrasi ekonomi dalam sistem perekonomian, di mana sebagian besar 'kue' hanya dinikmati oleh segelintir orang.

Fenomena ini serta kisah kemalangan Maman di atas sebenarnya sudah cukup menggambarkan bagaimana hubungan ekonomi subordinatif 'Tuan-Hamba' ataupun 'Majikan-Buruh' masih mendarah daging dalam perekonomian Indonesia (Edi Swasono, 2019). Buah dari penerapan sistem ekonomi yang mengedepankan self-interest atau ketamakan, yang memperbolehkan terjadinya eksploitasi terhadap masyarakat miskin oleh kekuatan ekonomi besar.

Alhasil, prinsip 'keterbawasertaan' yang diimpikan oleh Bung Hatta masih jauh dari kata terwujud. Alih-alih 'terbawa serta,' usaha kecil seperti pedagang kaki lima, usaha informal, pasar rakyat, dan pasar tradisional justru tergusur dengan adanya pembangunan mal atau supermarket. Para petani kecil masih harus berdamai dengan kenyataan bahwa uang hasil panen gabah mereka tak lebih dari cukup untuk menyediakan sepiring nasi di meja makan mereka setiap hari. Sungguh ironis, bagaimana setelah 79 tahun Indonesia merdeka, masih banyak masyarakat yang harus menerima nasib bahwa mereka hanyalah sekadar 'jongos' di negeri sendiri. 

Sumber: 

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun