Mohon tunggu...
kania ditarora
kania ditarora Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar di madrasah swasta

Menulis adalah sebuah implementasi mencintai diri sendiri, sesama, dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Book

Konoha No More Indonesia Forever

28 Maret 2024   20:57 Diperbarui: 28 Maret 2024   20:57 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saksi mahkota mendapat pengamanan supermaksimum dari pihak penggugat. Memastikan kerahasiaan saksi tidak bocor walaupun itu sehelai rambut. Namun nahas, tepat dihari persidangan saksi mengalami kecelakaan lalu lintas di jalan. Tas saksi berisi semua dokumen penting tambang raib. Saksi tewas mengenaskan di TKP (Hal:293-296).

Kematian saksi mahkota membuat posisi pihak penggugat semakin sulit menjerat pihak tambang. Walaupun demikian, mereka berharap pada sidang terakhir saksi yang dihadirkan bisa semakin terang benderang membuka bobrok PT. Semesta Minerals & Mining.

Menariknya saksi yang dihadirkan tergugat untuk membantah keterangan saksi penggugat adalah kakak kandung dari saksi penggugat. Pada dialog konflik kedua saudara kandung ini dimana pihak kakak yang kelak menjadi saski tergugat mencemooh adiknya yang keras kepala tidak mau menjual tanah pada pihak tambang. Sang kakak mengatakan frasa yang jadi judul novel ini "Teruslah Bodoh Jangan Pintar" (Hal: 188).

Maka saat yang dinanti-nanti tiba, sidang putusan akan dibacakan. Pihak penggugat yakin menang sebab selain tiga hakim rekomendasi mereka, ada satu tersisa pimpinan sidang yang menurut penilaian penggugat berpihak pada mereka. Asumsi penggugat empat banding tiga.

Kepastian hasilnya diurai pada bab-bab akhir buku ini dengan judul "Enam Lawan Satu". Pihak tambang berhasil menyuap tiga hakim rekomendasi pihak penggugat. Maka keputusan yang pro tambang enam menjadi enam hakim. Dengan rincian tiga hakim dari tergugat dan tiga hakim dari penggugat yang akhirnya idealisme mereka bisa dibayar. Menyisakan satu hakim yang menolak yaitu pimpinan sidang sekaligus orang kepercayaan pemerintah.

Kepiawaian penulis menghadirkan plot twist sudah tidak diragukan. Ending dari cerita ini, satu dari tujuh anggota tim pihak penggugat, sedemikian rupa  dirahasiakan penulis. Di bagian akhir cerita kemudian dinarasikan bahwa pimpinan sidang adalah satu dari tujuh orang dari tim pihak penggugat tambang. Pimpinan sidang berhasil bermain cantik dengan dua kaki. Satu kaki sebagai orang kepercayaan penguasa. Satu kaki sebagai tim kunci pihak penggugat tambang.

Melihat begitu rusaknya sistem pada negeri  Konoha satu orang tim kunci pihak penggugat berkata pada dua orang aktivis lingkungan dalam obrolan rahasia. "Tidak ada cara lain, kita harus restart. Kita berharap pada generasi sesudahnya ada perbaikan dan perubahan, Kawan."

Maka pada saat mereka Gala Dinner, merayakan kemenangan atas dilanjutkannya konsesi PT. Semesta Minerals & Mining. Semua pejabat  diundang presiden ke istana. Mulai dari elite parpol, dan oligarki. Di saat bersamaan, sang pimpinan sidang sekaligus staf ahli presiden bidang hukum memasuki ruang jamuan dengan senyum dan takzim.  Menyanyi dalam hati. Lagu perjuangan, lagu para leluhurnya. Sambil mengaktifkan timer peledak yang dibawanya. "Saatnya kita merestart negeri ini, " gumamnya perlahan.

Unsur Ekstrinsik

Melengkapi ulasan, ada baiknya dielaborasi dari sudut pandang luar novel. Hal ini dimaksudkan mencari benang merah antara unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Untuk selanjutnya menghubungkan substansi cerita dalam novel dengan dunia nyata.

Seperti diketahui, Tere Liye, merupakan penulis serba bisa yang terkenal di tanah air. Ia  sering sekali mengkritisi para elite politik. Sesuai penuturan Tere Liye sendiri dalam tulisan satirenya, ia telah mengkritisi kebijakan penguasa sejak lama. Mulai dari ujung tanduknya orde baru sampai kepemimpinan pasca reformasi ia kerap menulis satire. Menurutnya ia mengkritisi semua kebijakan elite, semua parpol, semua penguasa untuk pembelajaran politik bagi pembaca karyanya yang sebagian besar mileneal dan gen-z.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun