Mohon tunggu...
Kang Trianto
Kang Trianto Mohon Tunggu... Guru - Pengamat Pendidikan, Seni, & Budaya

Olahraga, dan dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CIPLUK, Sepasang Mata Indah di Kedai Bakso Kerikil

4 Agustus 2024   08:39 Diperbarui: 4 Agustus 2024   08:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasi Sabtu aku segera memacu kendaraan menuju Kedai Bakso Krikil Pak Mug dengan penuh harapan. Bayangan si Mata Indah selalu melekat dibenakku. Sepasang Mata indah yang siang-malam membuatku penuh tanda tanya aatau gegana (gelisah, galau, dan merana).

Dari jauh Pak Mug dan Bu Mug tersenyum menyambutku, aku pun membalasnya.

"Sore Mbok"

"Sore Den."

"Gimana, si cantik apa sudah datang Mbok."

Kucoba sedikit memberanikan bertanya pada si Mbok Mug tentang si Mata Indah.

Mbok Mug tidak menawab, tetapi hanya geleng-geleng kepala kepadaku dengan wajah yang sedih, dan juga merasa bersalah kali karena info yang diberikan kepadaku ternyata mleset. Atau yang kedua kawatir aku tidak menjadi pesan bakso, kalua tidak ada si Mata Indah. Meski dengan agak kecewa, aku tidak mau membuat wanita setengah bayu itu merasa bersalah.

"Nggak apa-apa Mbok. Pesen satu porsi ya.."

Mbok Mug pun menyiapkan satu porsi Bakso Kerikil dan menghidangkana kepadaku.

Tetap seperti biasa, Kedai Bakso Krikil selalu ramai dengan para pelanggan. Tetapi kali ini serasa sepi bagi diriku. Tatapan sepasang mata indah yang aku harapkan tidak ada. Mata yang selama ini selalu membuat diriku mabuk kepayang, mata yang indah, berkaca-kaca dengan rona pelangi menghiasnya.

Di tengah-tengah lamunan yang menerpa, tiba-tiba dering WA hp ku berbunyi. Segera aku keluarkan dari tampatnya, dan ada WA dari nomor yang tidak aku kenal. Pelan-pelan kubaca pesan pendek dalam WA tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun