Mohon tunggu...
Silahudin Din
Silahudin Din Mohon Tunggu... Dosen - Berbagi info, menuai setetes pengetahuan

Berbagi info, menuai setetes pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuli

3 Juli 2014   20:17 Diperbarui: 23 Mei 2018   12:29 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai para pemimpin negeri ini, senda gurau kalian, jeritnya di langit-langit jingga: rakyat.
 Tak terdengar, terbungkus kemewahan keangkuhan, jumawa, dengan setumpuk kerakusan dan keserakahan.

 

 

 

Terbius urat nadi kekuasaan, untuk kekuasaan
 Go to hall rakyat
 Aku dah selesai merebutmu, simpatikmu.

 Bangun kerajaan, dan kuasa, bukan tuna kuasa

 

Kuasaku bukan untuk mu

 

 

 

Memang, oh memang!
 Pabila, ketulian itu dah nggak original dan natural
 Mengingat, hamparan dan lautan cinta kasih,
 sirna dan lenyap terbungkus kepalsuan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun