***
Episode ini sedang dirasakan olehku,
Dikejar Jamaah yang gagal berangkat. Di tunggu oleh seseorang dikantor yang minta penjelasan, Pikiran melayang meng eksplorasi “cara terbaik” untuk keluar dari urusan ini. Mencari dananya, mencari solusi, tidak perlu semuanya harus selesai. Cukup selesai urusan hari iniiiiii saja- sudah cukup bersyukur.
Oh ya, sebagai Informasi, - saya punya sebuah Biro travel yang memberangkatkan Jamaah Umroh - Haji. Sampai suatu hari terjadi sebuah urusan yang tidak mengenakkan. Yaitu ketidak Amanah-an salah satu Team, sehingga menyebabkan Perusahaan terlibat Hutang kepada Jamaahnya sampai puluhan Milyard!
Kondisinya njelimet, pak Argo menagih hutang tanah yang kita beli dan sudah kami dp kan, namun belum mampu kami lunasi. Pak Argo adalah perantara penjual tanah yang kami rencakan untuk dibuat rumah para direksi P di daerah Ciangsana Bogor. Perjanjiannya memang kita DP- kan dan kemudian dilunasi dalam waktu setahun. Namun cerita berkata lain, sampailah pesan cinta Negara Api menyerang kami. Dua ribuan Jamaah gagal berangkat karena miss management yang dilakukan oleh direktur Operasional kami. Dana yang seharusnya untuk pembayaran tanah – terpakai untuk pemberangkatan Jamaah tertunda, itu pun belum cukup !
-Mati lah.. !!
Pak Argo Di maki-maki oleh pemilik tanah yang meradang.. marah dan meminta agar segera dibayar.
Di waktu bersamaan, Bu Ria menagih karena pembayaran keberangkatan November masih kurang Tujuh ratus Juta, dan Jamaah Desember kurang Tiga Milyar, sedangkan Saldo dalam kondisi nol.
Sore ini pak Arman, pemilik dari TIRAS tour - suami ibu Ria, meminta saya untuk datang mengklarifikasi urusan Jamaah yang di titipkan untuk diberangkatkan, namun dananya belum bisa kami bayar. Sebelumnya kami sudah infokan mengenai ini kepada pak Arman, namun sepertinya ada miss komunikasi antara pak Arman dengan ibu Ria, yang tadinya pak Arman mau membantu, ternyata istrinya tidak setuju dengan kondisi ini.
“Pak helmy, pokoknya kalau dana belum masuk, visa dan tiket tidak akan saya berikan..! “ ucap bu Ria, masih terngiang di telinga.
“Sudah pernah terjadi dengan jamaah rombongan lain, saya ini tega-tegaan, mau gimanapun ceritanya ngga akan saya berikan..!!” tambah pak Arman menimpali.