Kali ini Fir’aun menang!.. betapa tidak?, Musa sudah tersudut. Laut merah terbentang di depan mata, tidak bisa lagi dihadapi. Kanan- kiri tebing bukit yang tinggi menghalangi pula laju kaum bani israil untuk menyelamatkan diri dari kejaran tentara fir’aun.
Mati lah.. !!
perasaan berkecamuk, darah mendidih, teriknya hari dan kepanikan luar biasa yang dirasakan oleh kaum bani Israil.
Hujatan demi hujatan sampai pada diri Musa yang telah membawa mereka pada episode tersesat ini.
“Sesungguhnya kita akan mati musa!!”, kita akan terkejar. Wajah muram salah satu penduduk bani Israil menyalahkan Musa seakan meminta pertanggung jawaban.
Apalagi yang harus dilakukan?..
Kemudian Musa menenangkan kaum bani Israil dengan Janji Allah SWT, bahwa Allah Ta’ala akan memberi petunjuk.
Menunggu?, ya mau apalagi. Mau tau rasanya dalam kondisi tak berdaya sedangkan kematian terasa dekat?.. ini lah kondisi yang dirasakan Musa dan Kaum Bani Israil saat terdesak, tentunya dengan tingkat kepercayaan yang berbeda-beda dari Kaum Bani Israil kepada Musa dan TuhanNya.
Sampai akhirnya penantian itu berakhir Ketika Allah SWT memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke Laut Merah.
..dan terbelah-lah Laut merah memberi jalan Musa dan Kaumnya untuk melintas mempersilahkan melanjutkan perjalanan menuju tanah yang dijanjikan.