Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Â
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Ke sinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Pinggir Kota
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua
Di tengah malam kelam nan sunyi,
Terdengar bisikan lirih di sudut hati,
Perut keroncongan, kosong tak terisi,
Menggigil badan, lemah tak bertenaga lagi.
Pagi datang, membawa sinar mentari,
Namun lapar tak pergi, tetap menghantui diri,
Sisa-sisa harapan, seolah mengabur hari,
Hidup dalam kelaparan, tak berujung henti.
Rupiah di tangan, seolah tak berarti,
Harga-harga melambung, tak terjangkau lagi,
Di warung, di pasar, segalanya tinggi,
Bagaimana bisa bertahan, mengisi perut ini?
Anak-anak menangis, meminta nasi,
Ibu menghela nafas, hati tersayat pedih,
Ayah termenung, mengusap peluh di dahi,
Di mana ada jalan, untuk sekedar bertahan hari ini?
Di pelosok kota, di pinggiran desa,
Orang-orang lapar, berharap asa,
Namun janji-janji kosong, hanya sebatas kata,
Tak ada tindakan nyata, untuk mereka yang terjaga.
Politik bergejolak, debat tak bertepi,
Namun perut-perut kosong, tak terisi,
Keadilan sosial, masih jauh di mata hati,
Kapan kenyang merata, kapan hilang derita ini?
Di tengah deras hujan, di bawah terik matahari,
Orang-orang lapar, berjalan mencari rezeki,
Di lorong gelap, di bawah jembatan tinggi,
Mengais harapan, dari sisa-sisa mimpi.
Yang hidupnya keras, penuh liku dan sabar,
Mereka yang tabah, walau hidup getir dan pahit,
Menanti hari, di mana hidup menjadi lebih baik.
Namun sampai kapan, mereka harus menanti?
Sampai kapan derita ini, berhenti menghantui?
Kepada pemimpin, kepada mereka yang mengerti,
Dengarlah syair ini, suara hati orang lapar yang menanti.
Dalam doa, dalam harap, mereka terus bertahan,
Menggantungkan asa, di tangan Tuhan,
Semoga suatu saat, datanglah perubahan,
Dan syair orang lapar, menjadi syair kenyang dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H