Yang hidupnya keras, penuh liku dan sabar,
Mereka yang tabah, walau hidup getir dan pahit,
Menanti hari, di mana hidup menjadi lebih baik.
Namun sampai kapan, mereka harus menanti?
Sampai kapan derita ini, berhenti menghantui?
Kepada pemimpin, kepada mereka yang mengerti,
Dengarlah syair ini, suara hati orang lapar yang menanti.
Dalam doa, dalam harap, mereka terus bertahan,
Menggantungkan asa, di tangan Tuhan,
Semoga suatu saat, datanglah perubahan,
Dan syair orang lapar, menjadi syair kenyang dan kebahagiaan.