Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dendam Bumi pada Manusia

2 Juli 2024   17:04 Diperbarui: 2 Juli 2024   17:09 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://m.kumparan.com/berita-update/dampak-kerusakan-lingkungan-alam-apa-saja-1vEOVoT9eKN

Di pangkuan sang ibu pertiwi, terluka dan tersayat

Hijau rimbun berubah gersang, sungai jernih kini keruh

Nyanyi merdu burung-burung hilang, sunyi menyelimuti

Bumi merintih dalam diam, mengulum dendam yang membeku

Berabad-abad lamanya, manusia datang, mengeruk, merampas

Hutan lebat ditebang tanpa ampun, menjadi gurun tak bernyawa

Gunung gagah dipapas, dikikis demi harta sesaat

Udara segar beracun, langit biru terkotori debu

Setiap tetes keringat petani, setiap peluh nelayan

Terhimpit roda kemajuan, tertelan mesin-mesin raksasa

Ladang subur berubah pabrik, laut kaya menjadi limbah

Bumi menangis darah, manusia tak mendengar

Kini dendam terpendam bangkit, menggelegar dari perut bumi

Gempa mengguncang kota, badai mengamuk tanpa ampun

Lahar panas menyembur, menelan keserakahan tanpa sisa

Banjir bandang datang, menghanyutkan mimpi palsu

Hutan kembali melawan, api membara melahap segala

Binatang liar keluar sarang, mencari keadilan yang direnggut

Bumi mengamuk, menuntut balas dendam

Pada manusia yang lupa, pada janji menjaga, mencinta

Mungkinkah masih ada waktu, menebus dosa yang menumpuk?

Mungkinkah bumi mengampuni, pada manusia yang terbangun?

Jika tangan-tangan keras ini berhenti, jika hati terbuka mengerti

Mungkin dendam bumi akan reda, mungkin kasihnya kembali terbuka

Namun jika abai terus menjadi jalan, tak ada kata maaf tersisa

Bumi akan terus mendendam, hingga tak ada lagi tempat berpijak

Pada kita, anak-anak manusia, diserukan suara dari bumi

Jangan sampai dendam ini menghabisi, jangan sampai terlambat menyadari

Mari kita kembalikan hijau di hutan, jernih di sungai

Mari kita jaga udara, lindungi tanah tempat kita berdiri

Dendam bumi bukanlah akhir, jika cinta kembali kita semai

Bumi akan tersenyum kembali, merangkul kita dalam damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun