Di balik tirai malam yang pekat, Â
Ada suara-suara lirih tak terhitung. Â
Mereka berbisik dalam angin yang dingin, Â
Mengalir di antara bisingnya kota yang tak pernah tidur.
Adalah suara ibu-ibu di pasar pagi, Â
Menghitung recehan dengan jari gemetar, Â
Menimbang harapan di atas timbangan rusak, Â
Bermimpi tentang masa depan yang cerah.
Adalah suara anak-anak di sudut jalan, Â
Bermain di bawah bayang lampu neon, Â
Dengan tawa yang memecah kesunyian, Â
Namun mata mereka menyimpan kesedihan.
Adalah suara petani di ladang gersang, Â
Bercakap dengan tanah yang retak. Â
Mereka menanam benih-benih perjuangan, Â
Namun panennya hanya janji-janji kosong.
Adalah suara buruh di pabrik tua, Â
Bekerja keras di bawah matahari kejam. Â
Keringat mereka mengalir seperti sungai, Â
Namun gaji mereka tak pernah mengalir cukup.
Adalah suara nelayan di lautan luas, Â
Berlayar di atas ombak penuh harap. Â
Mereka mengejar ikan-ikan impian, Â
Namun pulang dengan jala kosong dan perut lapar.
Adalah suara orang-orang tua di desa, Â
Bercerita tentang masa lalu yang damai. Â
Mereka menanti di bawah pohon kenangan, Â
Namun zaman modern menutup telinga mereka.
Suara-suara ini adalah simfoni, Â
Yang terabaikan oleh telinga kuasa. Â
Mereka adalah bait-bait puisi, Â
Yang tertulis di halaman sunyi sejarah.
Di balik tembok-tembok megah kota, Â
Suara-suara ini bergema, Â
Namun hanya menjadi latar, Â
Dalam drama kehidupan yang sibuk.
Ketika pemimpin berbicara di podium, Â
Dengan kata-kata manis dan janji-janji muluk, Â
Suara-suara ini tenggelam, Â
Di bawah riuhnya tepuk tangan kosong.
Namun suara-suara ini adalah nyawa, Â
Dari sebuah bangsa yang berdiri rapuh. Â
Mereka adalah api yang menyala, Â
Dalam gelapnya malam ketidakpedulian.
Suara-suara ini adalah kita, Â
Setiap nafas, setiap langkah, setiap doa. Â
Mereka adalah panggilan dari hati, Â
Untuk dunia yang lebih adil dan penuh cinta.
Di hari yang cerah nanti, Â
Suara-suara ini akan menjadi teriakan. Â
Membawa revolusi, mengguncang dunia, Â
Membuka mata dan telinga yang tertutup.
Karena suara yang tak didengar, Â
Adalah kekuatan yang menunggu saatnya. Â
Untuk menjadi badai yang menghapus, Â
Ketidakadilan dan ketidakpedulian.