Mohon tunggu...
Nur Azis
Nur Azis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sepanjang waktu

Bercerita dalam ruang imajinasi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tragedi Terlarang

21 Oktober 2019   23:02 Diperbarui: 21 Oktober 2019   23:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sabar Mas ... Sabar"

Pedagang keliling itu, dengan cepat memukulkan batang linggis, tepat ke kepala Supono. Darah bercucuran. Seketika tubuh Supono roboh. Tengkurap tanpa busana. Tubuhnya bermandikan darah segar, yang terus mengalir dari kepalanya.

Istrinya terus saja menangis. Minta ampun. "Saya minta maaf, Mas. Saya mengaku salah. Tapi mohon jangan lakukan"

Tangan pedagang keliling, dengan cepat mengibaskan batang linggis ke kepala istrinya. Dan seketika, tubuh tak berbusana itu langsung terkulai ke lantai. Berlumuran darah merah segar. Roboh dan akhirnya tak bernyawa.

Jepara, 21 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun