Tanpa koreksi dari orang lain, kita mudah mengabaikan hal yang subtil. Menyadari diri bahwa tidak sedang bermain sulap, lalu mendamba orang lain berdecak kagum. Tapi harus lebih banyak memberikan kesempatan untuk menerima kebenaran, dan membuka dialog. Agar aktivitas sederhana ini tak jadi monolog yang percuma. Sebab apresiasi bukalah sesuatu yang bisa dibawa mati.
Kematian memang menyudahi satu sesi perjalanan, tapi kadang kematian membuat  seseorang justru jadi abadi dan dikenang. Meskipun sekedar dalam bentuk ingatan. Kecuali jika orang mati tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Sekian...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H