Mohon tunggu...
De Kalimana
De Kalimana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Perburuan hingga Eksekusi Gembong PKI, DN Aidit

30 September 2018   16:48 Diperbarui: 30 September 2018   23:02 9120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mbah Roedito bersama istri dan cucu-cucunya|Dokumentasi pribadi

"Tunggu dulu, saya mau pidato satu dua menit" pinta DN. Aidit.  "Silakan", jawab pak Yasir. Kemudian DN Aidit berpidato, diantaranya yang diucapkannya adalah  pekikan "Hidup PKI" 3x, dan "17 tahun sekali PKI harus tumbuh".  DN Aidit berpidato dengan gugup, gemetar dan wajah pucat.

Akhirnya sebuah peluru dari senjata Owen Stand milik pak Yasir menghentikan pidato DN Aidit. Pak Yasir menembak dari jarak sekitar setengah meter mengarah ke bawah telinga kanan DN Aidit. Dan kemudian gembong PKI itupun tersungkur masuk ke lobang sumur. Pak Yasir masih melepaskan beberapa butir peluru ke tubuh DN Aidit yang sudah berada di dalam sumur.

Letnan Ning dan mungkin juga rekan lainnya merasa agak kecewa karena berharap merekalah yang akan mengeksekusi gembong PKI itu. Tapi rupanya pak Yasir begitu marah dengan pidato Aidit dan tidak sabar untuk menghentikan ocehannya.

Kemudian sumur sedalam 6-7 meter itu ditimbun dengan batang-batang pisang oleh para Hansip dan Wanra. Di bagian atas ditimbun dengan kayu-kayu kering kemudian dibakar.

Keesokan harinya masyarakat sekitar ramai membicarakan bunyi letusan senjata pada dini hari tadi. Tapi yang mereka bicarakan adalah adanya pertempuran antara pasukan TNI dengan musuh masyarakat.  Namun anehnya, satu minggu kemudian justru surat kabar Jepang memberitakan kejadian yang sesungguhnya meski tidak begitu persis.

Foto: Penulis bersama Mbah Roedito|Dokumentasi pribadi
Foto: Penulis bersama Mbah Roedito|Dokumentasi pribadi
Pak Harto Hanya Tersenyum

Pak Yasir masih diliputi kegelisahan, apakah yang ia lakukan dengan mengeksekusi DN Aidit itu sudah sesuai dengan kemauan pak Harto?  Bahkan Pangdam IV pun tidak ia beritahu tentang pelaksanaan eksekusi itu.

 Ketika pak Harto berkunjung ke Jogja untuk satu acara kedinasan beberapa hari kemudian, pak Yasir menghadap beliau di Gedung Agung Jogja. Pak Yasir menanyakan kepada pak Harto apakah yang telah ia laksanakan sudah sesuai dengan perintah pak Harto (selesaikan)?. Pak Harto hanya tersenyum. Pak Yasirpun lega melihat jawaban senyum pak Harto.

----------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun