Mohon tunggu...
De Kalimana
De Kalimana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah Perburuan hingga Eksekusi Gembong PKI, DN Aidit

30 September 2018   16:48 Diperbarui: 30 September 2018   23:02 9120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mbah Roedito bersama istri dan cucu-cucunya|Dokumentasi pribadi

DN Aidit dibawa masuk ke ruang kerja pak Yasir di kantor Brigif IV Loji Gandrung Solo.  Di dalam ruangan pak Yasir bicara kepada DN Aidit, "Yang menugaskan anak-anak ini saya pak. Sekarang silakan bapak menjelaskan kepada anak-anak". DN Aidit mulai diinterogasi.

"Bapak pergi dari Jakarta ke Solo ini tujuannya apa?" Tanya pak Ning. Aidit menjawab dengan marah,"Saya akan mengomando orang-orang komunis yang ada di Solo"

Banyak pertanyaan yang dijawab oleh DN Aidit dengan nada marah dan berputar-putar tidak jelas.  Akhirnya pak Ning berkata, "Ya sudah pak, dari pada saya yang proses verbal kan gak pantas. Sekarang pak Menko tulis sendiri apa-apa yang bapak mau". Pak Ning menyodorkan kertas sekitar satu rim dan tiga buah bollpoint.

Tetapi pak DN Aidit lama tidak menulis. Ia hanya memutar-mutar bollpointnya. Bahkan ia minta diberikan secangkir kopi, hingga nambah 3 cangkir.  Aidit berkali-kali minta bertemu Presiden Soekarno.  Walau sempat agak kebingungan namun pak Yasir tetap tidak memenuhinya, karena jika diserahkan kepada Bung Karno, pasti persoalannya akan menjadi lain.

Dua malam DN Aidit menjalani interogasi. Ia menuliskan berbagai pengakuannya pada berpuluh lembar halaman kertas folio. Pada satu ketika, Aidit mengatakan pada interogator: "Memang saya lah satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas kup (kudeta) yang gagal itu".

Dari hasil interogasi, pak Yasir mendapat kesimpulan yang kuat bahwa DN. Aidit adalah orang yang paling bertanggung jawab atas gerakan yang dilancarkan pada 30 September 1965.

Pelaksanaan Eksekusi

Setelah interogasi dirasa cukup, akhirnya pak Yasir berkata kepada Aidit, "Bapak sekarang naik jeep lagi bersama saya".  Malam itu juga (15 Oktober 1965) DN Aidit dibawa oleh pak Yasir berserta keempat anggota timnya menuju ke suatu tempat dengan menaiki jeep yang sama.  Tangan DN Aidit dalam keadaan terborgol.

Diatas mobil pak Yasir memberi instruksi kepada keempat anggotanya, "Semua senjata dalam keadaan siap, kalau nanti ia lompat langsung tembak saja". Sekitar 15 menit perjalanan, yang diperkirakan pukul dua dini hari sampailah mereka ke suatu tempat di daerah Klaten yang jauh dari pemukiman penduduk.  Tempat itu nampak seperti kebon pisang.

Dan ternyata di tempat itu sudah terdapat banyak orang, sekitar 10 orang Hansip dan Wanra sudah menunggu. Mereka memberi penerangan malam dengan sebuah lampu petromak.  Rupanya pak Yasir sudah menkoordinasikan dengan para Hansip/Wanra di tempat itu sebelumnya.

Aidit dibawa menuju ke sebuah sumur yang dalam. Sampai di tepi sumur, DN Aidit bertanya dengan marah kepada pak Yasir, "Apa ini?".  "Ini adalah tempat untuk mengantar bapak menyusul pak Yani", jawab pak Yasir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun