Saat di Surabaya Musso pernah kos di rumah milik HOS Tjokroaminoto, guru sekaligus bapak kosnya.
Selain Musso di rumah kos itu juga ada Soekarno, Alimin, Semaun, dan Kartosuwiryo.
Musso, Alimin, dan Semaun kemudian dikenal sebagai tokoh kiri Indonesia.
Sedangkan Kartosuwiryo menjelma menjadi tokoh Darul Islam, ekstrem kanan. Mereka dicatat dalam sejarah perjalanan revolusi di Indonesia.
Muso sempat menjadi pengurus Sarekat Islam pimpinan HOS. Tjokroaminoto. Selain di Sarekat Islam, Musso juga aktif di ISDV (Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda).
2. Amir Syarifuddin
Saat Indonesia baru merdeka, Amir Syarifuddin menempati sejumlah posisi penting di pemerintahan. Dia pernah menjadi Menteri Penerangan, Menteri Pertahanan, dan bahkan Perdana Menteri RI.
Saat berlangsung Perjanjian Renville dengan Belanda, Amir bertindak sebagai negosiator utama RI.
Hasil perjanjian Renville ternyata tak menguntungkan RI, karena Belanda hanya mengakui Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera.
Maka Amir pun dikecam oleh banyak kalangan, mengakibatkan Kabinet Amir Syarifudin jatuh.
Untuk merebut kembali kedudukannya, pada tanggal 28 Juni 1948 Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang mengorganisir kaum tani dan buruh dalam rangka memperkuat basis massa.