Mohon tunggu...
Umarulfaruq Abubakar
Umarulfaruq Abubakar Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Universitas Islam Indonesia - Yogyakarta

Saya menulis bukan karena saya pandai menulis, melainkan karena ada yang ingin saya sampaikan. Saya ingin memberi kepada bangsa ini dan berbagi dengan anak-anak negeri walau hanya dalam sebentuk tulisan. Hitung-hitung juga sebagai deposito amal untuk nanti setelah mati. Salam kenal buat semua. Kenalkan (sambil mengulurkan tangan): saya Umarulfaruq Abubakar, asal Modelomo-Boalemo-Gorontalo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenangan Indah di Kota Seribu Sungai

4 Juli 2017   11:01 Diperbarui: 4 Juli 2017   12:08 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

*Setelah Enam Tahun Berlalu...*

Lalu di kota yag terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus, yang berada di tenggara Pulau Kalimantan serta membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua, membentang sepanjang ± 600 km² dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, akhirnya saya menemukan gadis itu.

Dan seumur hidup aku ini yang pertama; pintu hatiku diketuk seorang wanita; dialah ciri selama ini kucari; ayu wajahnya setia dan sederhana. (Kalau engkau baca kalimat terakhir ini sambil bernyanyi, berarti kita seumuran... Itukan lirik lagu Malaysia Di Sini Menunggu Di Sana Menanti... hehehe :D )

Kesempatan menjadi orang Banua ini ingin saya manfaatkan untuk mengenal lebih dekat Provinsi yang kaya dengan ulama dan pondok pesantren ini. Juga menjadi tempat berdirinya salah satu Kesultanan yang tersohor di Indonesia, yaitu Kesultanan Banjar.

Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai, seperti julukannya, kota ini banyak sekali menampilkan objek-objek wisata yang ada hubungannya dengan air atau sungai. Pada tahun 1997 Banjarmasin memiliki kurang lebih 117 Sungai hingga saat ini, sungai-sungai di Banjarmasin semakin berkurang dan hanya tersisa sekitar 60 sungai.

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan keliling kota Banjarmasin bersama keluarga dengan perahu Kelotok. Kehidupan di bantaran Sungai Barito memang unik. Di coklat dan hitamnya air sungai Barito, ternyata banyak juga yang mandi, sikat gigi, sekaligus buang air di situ.

Kami melewati sungai yang lebar dan jembatan yang besar, melihat kapal-kapal pengangkut batu bara, menikmati pasar terapung, berkunjung ke Pulang Kembang yang banyak bekantan, diakhiri makan Soto dan Sate Banjar di Warung Bang Amat, dan belanja kain sasirangan

Di samping itu saya juga menyaksikan mesjid-mesjid indah dan berdiri dengan megah. Budaya Islam sangat melekat dengan masyarakat Banjar. Tokoh ulama yang paling utama dalam hal ini adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yang dikenal dengan nama Datuk Kalampayan.

 Diantara dzurriyat beliau yang legendaris dan menjadi panutan orang Kalimantan adalah Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih dikenal dengan nama Guru Ijai.

 Kedua tokoh dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Banjar.

Datanglah ke rumah rumah penduduk, engkau akan mendapati foto Guru Ijai dipigura dengan indah di ruang tamu. Beliau ulama yang sangat dihormati dan dicintai oleh masyarakat Banjar, dan setiap kali Haul, ribuan masyakat yang ikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun