Wanda memiringkan kepala ke kiri. "Kuliah. Kamu?"
"Sama! Bidang apa? Sistem beasiswa juga?"
Wanda menggeleng. "Nggak. Aku jurusan diplomasi, hubungan internasional. Wah, keren tuh lewat jalur bea. Emang kamu jurusan apa?"
"Sejarah Eropa, tapi lebih ke zaman Renaissans," tukas Rangga bangga.
Selama beberapa saat mereka mengobrol, membuat Rangga begitu betah. Dia selalu merasa bosan tiap berhadapan dengan Michaela, ceweknya yang supercerewet dan otoriter. Tapi gadis Indonesia di hadapannya, yang berpakaian sopan, ternyata sungguh asyik dan tidak membosankan.
Obrolan mereka terhenti ketika tiba-tiba punggung Rangga ditepuk dari belakang, dan ia menoleh. Michaela ada di belakangnya, dengan mata tinggal segaris.
"Rangga, aku sudah menunggumu di depan kampus, sejak lima belas menit lalu! Dan kamu malah ada di sini, sama perempuan lain pula! Sini, balikin tas aku!"
Rangga keder. Michaela berbicara dalam aksen Amerikanya yang kental dan Rangga adalah penganut British English. Detik berikutnya, Michaela menariknya ke luar, tanpa ba-bi-bu. Rangga menjeritkan ucapan selamat tinggal pada Wanda yang terbengong-bengong di kursinya.
22/1/2012, 1:24 pm
Esa Khairina H.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI