Mohon tunggu...
Esa Khairina
Esa Khairina Mohon Tunggu... -

Life is too short to be just ordinary. My another online journal: http://echakhairina.multiply.com/ Enjoy! :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dear Lucerne, with Love part 1

22 Januari 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:35 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Panik, ditumpahkannya semua isi tas. Barang-barang di dalamnya tidak ada yang satu pun ia kenali. Kotak kosmetik, alfalink, dan foto berbingkai, foto seorang wanita pirang sedang mengecup pipi seorang laki-laki berambut hitam.

Wanita pirang itu! Wanita yang tadi ditabraknya!

Seketika Wanda pucat. Ditutupnya tas itu kembali, dan ia tersenyum meminta maaf pada si kasir. Buru-buru ia menyingkir ke luar toko, mengutuki diri sendiri. Kenapa ia bisa begitu bodoh?!

Tapi kalau dipikir-pikir, bukan Wanda yang salah, tapi si pirang genit itu! Dia yang langsung menyambar tas Wanda tanpa dilihat dulu isinya. Merengut dan menggerutu, Wanda berjalan, kembali menyeberangi Chapel Bridge.

Semua barang pentingnya ada di sana. Nilai-nilai mata kuliah maupun catatan-catatannya, dompet, dan yang terpenting... paspornya! Bagaimana ini? Dia sudah memesan tiket untuk balik ke Indonesia, dan kalau paspornya hilang, gimana caranya dia bisa balik, coba?

Lagi-lagi ponselnya berbunyi, dan Wanda segera mengangkatnya. Dari nomor yang sama sekali tidak ia kenal. Ia mengangkatnya.

"Halo? Apa ini Wanda Ayuningtyas?"

Wanda mengernyit, menyadari orang itu bicara dalam Bahasa Indonesia. Siapa dia?

"Ya, saya Wanda. Siapa ini?"

"Saya Gibran, di Lucerne. Mmm, apa Mbak Wanda salah bawa tas, ya? Soalnya tas Mbak Wanda ada di sini."

Nyaris melonjak, Wanda mengangguk. "Iya, tas saya ketuker! Mas sekarang di mana? Kapan kita bisa ketemu? Aduh, dokumen penting saya di situ semua soalnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun