Mohon tunggu...
Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Psikologi Pendidikan, Paradigma dan Entitas Problematika Remaja

29 Agustus 2018   14:36 Diperbarui: 29 Agustus 2018   15:21 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang, tak ada teori tunggal yang bisa diaplikasikan dalam sebuah metode pembelajaran, artinya dalam suatu metode pembelajaran pasti terdiri atas gabungan dari beberapa teori. Disertai dengan reward dan punishman, behavioristik menekankan pada perilaku yang nampak sebagai hasil dari proses belajar.

Kemudian, wajar saja jika kita mulai mempertanyakan keefektifan teori belajar behavioristik sebagai upaya untuk membentuk karakter dan juga sebagai peredam atas problematika yang sering dihadapi oleh remaja, jika kita melihat bahwa dari waktu ke waktu tingkat kenakalan semakin meningkat. Berbagai macam kenakalan remaja bisa kita temukan mulai dari kasus narkoba, pornografi, tawuran dan lain sebagainya.

Data demografi Indonesia mengatakan bahwa penduduk usia remaja mencapai angka 30%.

Namun ironisnya, sekitar 50-60% remaja tersebut merupakan pengguna narkotika (Badan Pusat Statistik Kriminalitas).

Lebih parah lagi, sebanyak 48% merupakan pecandu aktif. Sebanyak 90% kasus pornografi yang beredar dalam beberpa tahun terakhir diperankan oleh remaja. Dan sebanyak 91%  remaja pernah mengalami bullying, entah sebagai korban atau pelaku.

Lalu apa yang salah dengan model pendidikan yang kita punya saat ini ? apakah teorinya ? apakah penerapannya ? atau ketidakpahaman para perumus kebijakan pendidikan kita saat ini untuk memaksimalkan potensi dari setiap peserta didik  ?

Saya pribadi agak bertanya-tanya, mengapa objek dari psikologi pendidikan hanyalah peserta didik ? mengapa psikologi pendidikan tidak menempatkan juga para pembuat kebijakan pendidikan sebagai objek yang harusnya ikut dikaji juga ?. toh bisa jadi, bisa jadi masalah pendidikan kita ini justru terletak pada system pendidikan yang berlaku saat ini, yang sudah pasti dirumuskan oleh para perumus kebijakan.

Tidak hanya saya, mungkin banyak dari teman-teman yang juga sempat terfikir bahwa kebijakan gonta-ganti system pendidikan berpengaruh besar atas dinamika pendidikan beserta rupa-rupa kenakalan remaja yang mengiringinya.

Beralih dari kiblat behavioristik, saya tertarik dengan pernyataan salah satu guru besar universitas ternama Indonesia yang mengatakan, bahwa sudah saatnya kita beralih dari kiblat behavioristik menuju kiblat pembelajaran konstruktivistik.

Jika kita analisa lebih jauh lagi, konstruktivistik mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran yang bertolak belakang dengan teori behavioristik.

Jika dalam behavioristik peran guru merupakan pemain tunggal sebagai pentransfer ilmu, maka dalam kacamata konstruktivisme guru dianggap sebagai  partner atau fasilitator bagi peserta didik dalam menerima dan mempelajari ilmu-ilmu baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun