Untuk teh panas, saya mempunyai cerita unik yang mungkin saya sendiri juga tidak akan mempercayainya seandainya saat itu tidak melihat dan mendengar dengan indra sendiri, hingga akhirnya saya bisa memahami keunikan salah satu tradisi ngeteh panas ala Urang Banjar ini.
Di suatu siang yang terik khas Kota Banjarmasin yang  gerah, saya yang lagi ngadem di sebuah warung makan tradisional khas Banjar langganan saya, benar-benar dibuat keheranan oleh beberapa pengunjung di meja tepat di depan saya yang tampak sangat menikmati sajian kuliner berkuah pedas dan panas yang didampingi dengan teman minum berupa teh panas yang benar-benar panas.
Darimana saya tahu, air minum pengunjung di meja depan saya benar-benar teh yang sangat panas?  Saya mengetahui dari permintaan si pengunjung kepada pemilik warung, "banyu teh panasnya nang hanyar manggurak lah!" (air teh panasnya yang baru mendidih ya!)
Uniknya, menurut si pengunjung, air teh  yang dihidangkan saat itu katanya masih kurang panas! Hingga membuat kebingungan si pemilik warung. Dari sinilah, akhirnya saya mengerti kalau Urang Banjar juga paling suka makan dan minum serba panas yang akan membuat penikmatnya mandi keringat sekaligus terpuaskan hajatnya.Â
Pantas saja, di siang bolong yang sedang panas-panasnya, saya juga dirawari pilihan teh panas juga saat pertama kali makan di warung makan Banjar dua dekade silam  (BDJ311224)
Semoga Bermanfaat!
Salam matan Kota 1000 Sunagi, Banjarmasin nan Bungas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H