Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Teh Es dan Teh Dingin", Sisi Unik Tradisi Ngetehnya Urang Banjar

1 Januari 2025   00:01 Diperbarui: 1 Januari 2025   07:26 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teh Es, Teh Manis yang Ditambahkan Es Batu sebagai Pendingin sekaligus Penyegar. Di Daerahmu apa sebutannya, Teh Es atau Es Teh? | @kaekaha 

Ya! Budaya ngeteh atau segala pernak-pernik tradisi minum teh yang saya maksudkan di sini tentu saja tidak hanya sekadar merujuk pada ritus minum teh-nya semata, tapi juga mencakup tahapan pemilihan bahan baku teh terbaik, tahapan pengolahannya, sampai seduhan teh terbaik ini hadir di meja, siap untuk disesap kehangatan dan juga aromanya yang menenangkan sekaligus menyegarkan.

Teh Es, Teh Manis yang Ditambahkan Es Batu sebagai Pendingin sekaligus Penyegar. Di Daerahmu Apa sebutannya, Teh Es atau Es Teh? | @kaekaha
Teh Es, Teh Manis yang Ditambahkan Es Batu sebagai Pendingin sekaligus Penyegar. Di Daerahmu Apa sebutannya, Teh Es atau Es Teh? | @kaekaha

Balada Ngeteh ala Urang Banjar

Memang budaya minum teh masyarakat nusantara, mungkin belum setenar budaya minum tehnya masyarakat Jepang atau Tiongkok yang literasi dan bahkan promosinya sebagai bagian dari daya tarik wisata sudah dikemas dengan baik hingga mendunia, tapi jangan salah ya! 

Jika mengacu pada kekayaan tradisi dan budaya kuliner berbagai suku-suku bangsa se-nusantara yang begitu besar, saya yakin besarnya keragaman pada ciri unik dan ciri khasnya tradisi ngeteh atau pernak-pernik seputar tradisi minum teh masyarakat Indonesia bukan sekedar isapan jempol semata! Terbukti, bahkan banyak daerah yang bukan penghasil teh, tapi mempunyai produk teh daerah hingga mempunyai tradisi ngeteh yang juga autentik.

Mungkin karena minimmya literasi dan juga dokumentasi yang baik saja, hingga potensi keragaman dan kekayaan budaya ngeteh kita yang autentik masih belum terdeteksi, apalagi muncul ke permukaan sebagai destinasi pariwisata budaya dan kuliner. Salah satunya seperti yang tersurat dalam kalimat berbahasa Banjar pada pembuka artikel diatas. "Minumnya apa pian, teh es, teh dingin atau teh panas?"

Pertama kali mendengar kalimat di atas, lebih dari dua dekade silam saat pertama kali menginjakkan kaki di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan bungas! dan marasai (mencoba; bahasa Banjar) makan di warung Banjar. Tentu saja, saya sempat keheranan juga mendengarnya. Saya yang di kampung terbiasa dengan sebutan es teh, kenapa di sini jadi teh es? Terus ada juga disebut teh dingin, teh seperti apa pula itu? Apa bedanya teh dingin dengan es teh, eh teh es yang pastinya juga dingin, kan ada es batunya? 

Satu lagi, teh panas! Ini yang tidak kalah membuat saya terkaget-kaget! Soalnya saat itu setting waktunya pada ba'da Dhuhur alias saat siang bolong lho dan cuaca Banjarmasin juga sedang panas-panasnya! Kok ditawari teh panas?

img20220711170853-1-67739374c925c44b7b7ee6d2.jpg
img20220711170853-1-67739374c925c44b7b7ee6d2.jpg

Teh Es, Teh Manis yang Ditambahkan Es Batu sebagai Pendingin sekaligus Penyegar. Di Daerahmu apa sebutannya, Teh Es atau Es Teh? | @kaekaha

Saat itu, tentu saja langsung muncul banyak pertanyaan dalam benak saya! Tapi sejurus kemudian saya tersadar, inilah nusantara, Indonesia kita kawan! Inilah salah satu bukti keragaman tradisi dan budaya ala nusantara yang memang bukan isapan jempol semata, tapi aktual dan faktual! Persis seperti makna yang terkandung dalam sesanti desa mawa cara atau lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya!   

Meskipun begitu, bukan berarti rasa penasaran saya pada ketiga jenis teh ala Urang Banjar ini hilang ditelan waktu. Justeru sebaliknya, semakin membuat rasa penasaran saya pada pernak-pernik budaya Banjar terus memuncak. Apalagi dengan beragam tradisi dan budaya kulinernya yang terus menggoda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun