Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Romansa si Tambeng dan Babi-Babi Belajar di Ketinggian Kabuaran

24 Mei 2024   16:16 Diperbarui: 24 Mei 2024   16:35 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerennya! Berawal dari sebuah challenge yang aku gagas diawal pertemuan untuk menyusun menu masakan beragam yang tetap full nutrisi selama pengabdian, maksudnya sih biar kita-kitannya nggak bosan! Eh, justeru menguak sebuah fenomena unik dan luar biasa keren dalam kelompok KKN-ku. Apa itu?

Ternyata, bukan hanya asal fakultas kita saja yang berbeda-beda, tapi juga asal-usul kampung halamannya yang ternyata se Indonesia Raya! Bisa kebayang kan bagaimana kira-kira potensi kekacauan... eh keseruannya!? He...he...he...

"Jangan lupa Soto Betawi dan sayur asam Jakarta masuk list ya!" Wanti-wanti Bang Ihsan yang asli Jaksel, agar menu kuliner  kampung halamannya nggak kelewatan dalam silabus kita

Ada juga Mas Agus, Wong Jogja yang ngelist gudeg ceker dan mangut lele, juga Bang Deni dari Donggala, Sulawesi Tengah yang merekomendasikan sup Kaledo-nya. Kebetulan di Kabuaran banyak sekali ternak domba.

"Mudah-mudahan, nanti ada juragan domba baik hati yang menyumbangkan seekor saja buat kita...he...he...he...", kata Bang Deni sambil menengadahkan tangan dan kita aminkan bareng-bareng.

Setelah itu, Mbak Nina yang dari Lamongan ngasih referensi tahu campur dan juga soto Lamongan yang memang favorit siapa saja, sedang Bang Taufik yang merantau dari Kalimantan Selatan sudah siap membawa bumbu asli Soto "Kuin" khas Banjar yang full rempah untuk obat karindangan alias obat kangen kampung halamannya di Kuin Selatan, Kota Banjarmasin.

Sementara Ce Netty yang dari Palembang dan kebetulan kebagian sebagai "manajer" logistik sudah jauh-jauh hari berjanji siap memasak tekwan dan model! 

Sedangkan Kak Hani yang berdarah Minang tapi lahir dan besar di Ambon, Maluku malah sudah siap dengan berbagai olahan kuliner khas Sulawesi yang menjadi usaha keluarga besarnya di Ambon dan Mbak Wahyu yang blasteran Jawa-Sunda, merekomendasikan empal gentong khas Cirebonan, kampung halamannya.

"Kordes nggak ada rekomendasinya?!" Tanya Kak Rina "si-Manajer keuangan" alias bendahara kelompok yang sebelumnya sudah merekomendasikan untuk mencoba kuliner jagung Bose khas NTT yang pernah menjadi bagian dari masa kecilnya. "Lagian di Kabuaran jagungnya melimpah!" Katanya beralasan.

"Kordes kita ni pemakan segala, asalkan berkuah kaldu, pasti disikatnya!" Mas Agus membuka rahasia yang aku sampaikan beberapa hari lalu sebelum kita berangkat ke lokasi KKN.

Jujur, sebagai penikmat kuliner, terutama yang berbasis kuah kaldu khas nusantara, aku benar-benar terkejut sekaligus bangga dan terharu, bisa tergabung dengan kelompok KKN yang selayaknya miniatur nusantara ini. Aku sama sekali nggak pernah kepikiran bakal bertemu mereka, termasuk nantinya bisa merasakan beragam kuliner enak dari hampir seluruh pelosok Nusantara!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun