Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bertinutuan, Sahur Bubur yang Sedap di Lidah dan Sehat di Badan

17 Maret 2024   22:44 Diperbarui: 17 Maret 2024   22:51 1861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tinutuan alias Bubur Manado | @kaekaha

Memang sih, resep tinutuan khas keluarga istri yang 2 generasi terakhir sudah lahir dan besar di Banjarmasin,  secara prinsip sudah ber-evolusi menyesuaikan lidah Urang Banjar alias tidak lagi otentik 100% seperti aslinya yang dibawa oleh leluhurnya langsung dari Air Madidi.

Misalnya, kita tidak lagi menggunakan batang sereh, daun Gedi (Abelmoschus manihot) dan daun Leilem (Clerodendrum minahassae) yang di Banjarmasin sulit di dapat, begitu juga pemanfaatan sayuran lainnya yang sifatnya lebih insidental alias sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan tentunya kemampuan dan ketersediaan di kebun dan dapur.

Termasuk pemanfaatan ikan rawa yang ada dan tersedia di kolam samping rumah sebagai "tandem" menyantap tinutuan, semua tergantung mood kebutuhan, keinginan dan pastinya ketersediaan bahan ikannya. Inilah hebatnya memasak tinutuan, bebas berinovasi dan berimprovisasi sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan keadaan!

Tapi jangan salah! Dari kelengkapan semua bahannya, terutama dari ragam sayur-sayurannya, umbi-umbiannya, juga buah labu dan bahan karbo dari beras, singkong dan jagung manisnya, asupan nutrisi tinutuan ala keluarga kami dijamin tetap berkualitas prima.

Nggak percaya? Ok, kita bedah ya kelengkapan bahan dan kandungan nutrisi bahan-bahannya!

Baca Juga Yuk! Berburu Kuliner Tradisional Banjar di Pasar Wadai Kota 1000 Sungai

Selain menggunakan beras pulen dari Jawa sebagai bahan utama bubur, bahan sayuran yang biasa kami olah secara reguler adalah kangkung, bayam daun kemangi dan daun bawang pre.

Sedangkan secara insidental kami juga sering menambahkannya dengan pucuk daun waluh berikut bunganya, daun so atau daun belinjo muda, kuncup daun kastela atau kuncup daun pepaya yang warnanya masih transparan. 

Bisa juga tambahkan tomat, juga kentang,  wortel dan sesekali rebung kalau pas ada,  bahkan saat isteri hamil dan menyusui sering juga kami tambahkan daun katu.

Selain itu, potongan buah waluh kuning, jagung manis dan potongan singkong juga tidak pernah absen dari olahan bubur yang sejatinya merupakan representasi kecerdasan masyarakat Minahasa dan Sulawesi Utara dalam menyiasati krisis pangan di era penjajahan ini.

Bahan Lauk Ikan Haruan atau Ikan Gabus | @kaekaha
Bahan Lauk Ikan Haruan atau Ikan Gabus | @kaekaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun