Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nggak Bakalan Ngecap Kalau Sudah Icip-icip Tepo Kecap

16 Desember 2023   20:32 Diperbarui: 23 Desember 2023   18:03 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepo merupakan kuliner legendaris khas olahan masyarakat di sekeliling kaki Gunung Lawu bagian timur yang dulu juga di kenal sebagai wilayah Karesidenan Madiun yang saat ini didalamnya terdapat 5 pemerintahan kabupaten dan 1 pemerintahan kota. Ada yang tahu nama-nama daerahnya!?

Baca Juga :  Andok Sate-Gule "Kongklengan" Citarasa Legendaris Kuliner Mediunan

Kuliner berbahan beras yang dibungkus daun pisang dan direbus lumayan lama hingga mempunyai aroma yang khas ini, sebenarnya memang identik dengan lontong, hanya saja bentuk pembungkus daunnya yang mirip bangun trapesium atau piramida dengan puncak yang tidak tepat di tengah, menjadikannya jauh lebih unik, menarik dan tentunya akan selalu menggoda siapa saja!

Ini Bentuk Asli Tepo | @kaekaha
Ini Bentuk Asli Tepo | @kaekaha

Konon, kata (alm) mbah putri saya dari jalur ibu yang  sejak tahun 70-an memang sudah jualan tepo pecel, jadi beliau memang   expert dalam urusan per-tepoan ini, konon tidak semua orang bisa dan mau memasak tepo. Lha yang sekarang ini masih berjualan tepo, berarti inilah sebagian kecil orang yang bisa dan mau memasak tepo itu...he...he...he... Bener juga kata Simbah Uti!

Selain perlu keterampilan khusus dalam membungkusnya dengan daun pisang, juga perlu kesabaran tingkat tinggi untuk mengolah kuliner yang satu ini, dimulai dari pemilihan beras pulen terbaik, proses mususi atau mencuci/membersihkan beras, ini juga harus benar-benar telaten untuk mendapatkan beras yang bersih maksimal dan yang paling epik adalah harus tahan panas saat proses merebus tepo dalam kuali besar atau dandang diatas tungku tradisional dengan menggunakan api kayu bakar dengan panas yang harus stabil.

img-20230911-103831-657d7c2512d50f1b90397f05.jpg
img-20230911-103831-657d7c2512d50f1b90397f05.jpg

Stok Tepo | @kaekaha

Memang, bisa saja sih merebus tepo-nya memakai kompor minyak tanah atau pakai kompor berbahan bakar gas juga, tapi Mbah putri saya mengaku anti dengan 2 bahan bakar perebus yang terakhir, karena citarasa dan juga tekstur tepo-nya menurut beliau tidak akan seenak dan sebagus kalau menggunakan kayu bakar dan menurut beliau lagi, tepo-nya juga lebih mudah cepat basi.

Baca Juga :  Menikmati "Citarasa Pulang Kampung" di Mie Ayam Solo Mas Sidik

Dalam khasanah budaya kuliner per-tepoan di seputaran Karesidenan Madiun, biasanya memunculkan 3 macam varian olahan tepo yang semuanya enak dan tentunya akan selalu menjadi buruan masing-masing penikmatnya, yaitu tepo pecel, tepo jangan atau tepo sayur dan tentunya tepo kecap atau ada sebagian yang menyebutnya sebagai tepo tahu. Ada yang pernah menikmatinya?

Versi Lain Tepo Kecap, Ada Irisan Tempe Goreng | @kaekaha
Versi Lain Tepo Kecap, Ada Irisan Tempe Goreng | @kaekaha

Seperti namanya, Tepo pecel jelas racikan dari Tepo yang di potong dadu kecil-kecil sesuai selera dan diberi topping kuluban alias sayuran tertentu yang direbus dan terakhir di beri sambal kacang atau sambal pecel. Begitu juga dengan Tepo jangan atau tepo sayur!

Sesuai namanya, tepo yang satu ini disajikan dengan tambahan sejenis sayur lodeh dengan citarasa khas sedikit pedas yang biasanya di kawasan Magetan biasa disebut sebagai jangan Lombok. Mungkin karena banyaknya bahan cabe-cabean yang menjadi bahan utama sayur yang pedasnya aduhai inilah, sayur bersantan pendamping setia Tepo ini familiar disebut sebagai jangan Lombok. Siapa mau coba?

Baca Juga :  Berani Mencoba "Galaknya" Sajian Jangan Lombok?

Selain itu, ada lagi satu varian sajian Tepo yang legend banget di seputaran Kabupaten Magetan, yaitu Tepo kecap atau Tepo tahu atau kalau mau menyebutnya lebih lengkap, jadinya Tepo tahu kecap. He...he...he...

Ubarampe, Kelengkapan Jualan | @kaekaha
Ubarampe, Kelengkapan Jualan | @kaekaha

Seperti varian-varian olahan tepo sebelumnya, nama tepo kecap ini juga didasarkan pada keberadaan kecap dan tahu sebagai elemen utama kuliner yang hanya bisa ditemukan pada malam hari ini.

Isian dalam seporsi Tepo kecap lengkap adalah potongan tepo, tahu putih yang digoreng setengah matang, telur dadar-tahu, potongan kubis atau kol, kecambah, bawang daun, bawang goreng dan kedelai goreng, plus kuah kecap.

Baca Juga :  Berburu "Bebek Kaki Lima", Menikmati Romantisme Kuliner Jalanan Legendaris Nusantara

Kuah kecap ini dimasak dari campuran kecap manis dan rempah-rempah khas Nusantara lain hingga menjadi semacam kuah pekat dengan citarasa yang cenderung gurih.

Kuah yang menjadi elemen pemersatu rasa ini, menjadikan semua bahan dalam sepiring Tepo tahu bisa saling memperkuat rasa, hingga menghadirkan sensasi nikmat yang luar biasa di setiap suapannya. Kuah kecap inilah yang menjadi pembeda citarasa alias cirikhas masing-masing warung penjual Tepo kecap.

Kecap lokal Penentu Cita Rasa Tepo Kecap | @kaekaha
Kecap lokal Penentu Cita Rasa Tepo Kecap | @kaekaha

Cara penyajian seporsi tepo kecap ini relatif sederhana saja. Sambil mempersiapkan ubarampe alias kelengkapan bahan Tepo kecap, biasanya si ibu penjual nyambi atau sambil mendadar tahu-telur. Berbeda dengan kelengkapan lainnya, khusus untuk dadar tahu-telur, ini memang harus disajikan fresh alias panas-panas. Jadi ketika ada pembeli, dadar tahu-telurnya baru dimasakkan!

Langkah penyajiannya! Potong-potong tepo sesuai kebutuhan saja dan taruh di piring. Setelah itu diatasnya ditaruh kuluban atau sayur-sayuran masak yang sudah disiapkan, lalu siram diatasnya dengan kuah kecap sesuai selera.

Kalau dadar tahu-telur sudah masak bisa langsung ditaruh diatas sayur, lalu tambahkan bawang goreng dan kedelai hitam goreng, selanjutnya siram telur dengan sedikit kuah kecap agar telur dadar juga berasa lebih gurih. Terakhir, tepo tahu telur siap dihidangkan!

Duh nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan kawan!?

Kuah Kecap, Ruh Tepo Kecap | @kaekaha
Kuah Kecap, Ruh Tepo Kecap | @kaekaha

Cara terbaik menikmati sajian Tepo kecap ini adalah dengan cara andok alias makan ditempat, jangan dibungkus untuk dibawa pulang! Romansa kultural khas di warung Tepo kecap dijamin akan membuat rasa kangen yang tak berkesudahan. Ini yang namanya ngangeni!

Baca Juga :  "Trancam" dan Olahan Salad Sayur Khas Orang Gunung yang Selalu Ngangeni

Umumnya, warung-warung Tepo kecap yang selalu dijaga ibu-ibu setengah baya ini, membuka seperangkat warung "portable-nya" di emperan-emperan toko yang sudah tutup. Jadi mulai jualannya ya sesaat sebelum matahari tenggelam dan tutup jika sudah habis atau paling lambat mendekati tengah malam.

Gayeng! Itu Salah Satu Alasan Andok Tepo Kecap Lebih Nikmat | @kaekaha
Gayeng! Itu Salah Satu Alasan Andok Tepo Kecap Lebih Nikmat | @kaekaha

Duduk di lincak atau kursi dari bambu agak panjang berhadap-hadapan sekaligus berinteraksi langsung dengan penjualnya yang meracik sajian Tepo kecap, termasuk mendadar tahu-telur setiap pesanan datang yang selayaknya live cooking show, jelas memberikan sensasi kulineran yang menenangkan.

Apalagi kalau diwarung itu rengeng-rengeng juga memperdengarkan klenengan atau campursari, halaaah mertua lewatpun bakalan lewat pokoknya! Hi...hi ...hi...

Semoga Bermanfaat!

Salam matan Kota 1000 Sungai, 
Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun