Kuah yang menjadi elemen pemersatu rasa ini, menjadikan semua bahan dalam sepiring Tepo tahu bisa saling memperkuat rasa, hingga menghadirkan sensasi nikmat yang luar biasa di setiap suapannya. Kuah kecap inilah yang menjadi pembeda citarasa alias cirikhas masing-masing warung penjual Tepo kecap.
Cara penyajian seporsi tepo kecap ini relatif sederhana saja. Sambil mempersiapkan ubarampe alias kelengkapan bahan Tepo kecap, biasanya si ibu penjual nyambi atau sambil mendadar tahu-telur. Berbeda dengan kelengkapan lainnya, khusus untuk dadar tahu-telur, ini memang harus disajikan fresh alias panas-panas. Jadi ketika ada pembeli, dadar tahu-telurnya baru dimasakkan!
Langkah penyajiannya! Potong-potong tepo sesuai kebutuhan saja dan taruh di piring. Setelah itu diatasnya ditaruh kuluban atau sayur-sayuran masak yang sudah disiapkan, lalu siram diatasnya dengan kuah kecap sesuai selera.
Kalau dadar tahu-telur sudah masak bisa langsung ditaruh diatas sayur, lalu tambahkan bawang goreng dan kedelai hitam goreng, selanjutnya siram telur dengan sedikit kuah kecap agar telur dadar juga berasa lebih gurih. Terakhir, tepo tahu telur siap dihidangkan!
Duh nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan kawan!?
Cara terbaik menikmati sajian Tepo kecap ini adalah dengan cara andok alias makan ditempat, jangan dibungkus untuk dibawa pulang! Romansa kultural khas di warung Tepo kecap dijamin akan membuat rasa kangen yang tak berkesudahan. Ini yang namanya ngangeni!
Baca Juga :Â Â "Trancam" dan Olahan Salad Sayur Khas Orang Gunung yang Selalu Ngangeni
Umumnya, warung-warung Tepo kecap yang selalu dijaga ibu-ibu setengah baya ini, membuka seperangkat warung "portable-nya" di emperan-emperan toko yang sudah tutup. Jadi mulai jualannya ya sesaat sebelum matahari tenggelam dan tutup jika sudah habis atau paling lambat mendekati tengah malam.