Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Best in Citizen Journalism 2020

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekarang Saatnya "Berhaji Mabrur" Tanpa Harus ke Tanah Suci ala Ali Ibn Al Muwaffaq!

8 Juni 2021   20:20 Diperbarui: 8 Juni 2021   20:45 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

"Dari mana anda tahu saya tidak jadi berangkat haji?" Tanya Ali Ibn Al-Muwaffaq.

Dari sinilah, akhirnya Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi menceritakan semua mimpimya saat tertidur di Masjidil Haram disaat menjalankan rangkaian ibadah haji, beberapa waktu sebelumnya.

Mendengar kisah sang ulama,  Ali Ibn Al-Muwaffaq terkejut bukan main, bahkan hampir saja jatuh pingsan karenanya. Beruntung Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi sigap menolongnya. 

Setelah berhasil menguasai emosi dan kesadarannya, Ali Ibn Al-Muwaffaq akhirnya menceritakan semua kisah hikmah yang dialaminya hingga tidak jadi naik haji ke tanah suci.

"40 tahun lamanya saya menabung. Setiap musim haji tiba, saya selalu rindu ingga menangis tersedu, jika  mendengar suara talbiyah, Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika laa syariika laka labbaika. Innal hamda wanni'mata laka wal mulka. laa syariika laka"

"Karenanya, sejak saat itu saya selalu menabung dari sebagian penghasilan saya sambil terus berdoa, "Ya Allah hamba merinduMu ya Allah! Hamba merindu Makkah, Ka'bah. Ijinkan hamba datang, ijinkan ya Allah"

"Alhamdulillah, musim haji tahun ini, tabungan saya telah mencapai 350 dirham dan itu cukup untuk bekalku berhaji ke tanah suci! Tapi, sepertinya  Allah SWT tidak menghendaki saya berangkat ke tanah suci". Sambil matamya berkaca-kaca Ali Ibn Al-Muwaffaq menceritakan semuanya.

"Bagaimana ceritanya?" Tanya Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi.

"Saat itu, istri saya lagi hamil dan sedang mengidam. Suatu hari, dia mencium aroma masakan sup daging yang begitu nikmat entah dari mana asalnya. Saat itu, Istri saya meminta saya untuk mencari dan memintakan barang sedikit masakan sup daging itu kepada pemiliknya. Setalah saya cari, ternyata bau sup daging itu datang dari sebuah gubuk yang letaknya beberapa rumah dari tempat tinggal saya.

"Ternyata, gubug itu merupakan tempat tinggal seorang ibu janda tua dengan beberapa anak yatim piatu yang dipeliharanya. Setelah bertemu, dengan jujur saya katakan kepada ibu itu, kalau istri saya yang tengah hamil dan mengidam ingin merasakan masakan sup dagingnya, meskipun cuma sedikit". Anehnya, mendangar permohonan saya, ibu itu diam dan hanya memandang saja kearah saya, hingga saya mengulangi permohonan saya sampai beberapa kali.

"Maaf tidak boleh, Tuan!"  Jawab si janda itu tegas dan lugas, sungguh membuat saya terkejut bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun