Tapi, jika anda semua tetap ingin "berhaji" disaat pemerintah Indonesia sudah menyatakan, pembatalan pemberangkatan haji ke tanah suci dinyatakan final, tidak ada salahnya kisah masyhur "haji mabrur"-nya Ali Al-Muwaffaq yang didapatkan tanpa harus berhaji ke tanah suci berikut ini, bisa bermanfaat menjadi setitik cahaya terang sekaligus inspirasi bagi anda, saya dan kita semua.
Berhaji Mabrur ala Al Muwaffaq
Kisah ini dituliskan oleh Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam buku karyanya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah". Dikisahkan, Abu 'Abdurrahman Abdullah ibn al Mubarak al Hanzhali al Marwazi (118-181 H/726-797 M) , seorang ulama ahli hadis yang zuhud dari Marwaz, Khurasan di ujung timur Laut Iran sekarang.
Selain dikenal sebagai ulama, beliau juga dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di Mekkah yang selalu membagi-bagikan hasil keuntungan berdagangnya kepada murid-murid dan fakir miskin di seputaran Makkah. pada jamannya, memilih berhaji secara berselang-seling tiap tahunya.
Dalam hidupnya, beliau selalu mendambakan ibadah haji dan berjihad. Atas hikmah Allah SWT, beliau berkhidmat melakukannya secara berselisihan. Jika tahun ini beliau berhaji, maka tahun berikutnya beliau memilih berjihad di jalan Allah SWT dengan cara berdakwah.Â
Baca Juga : Â Ketika Orang Banjar Naik Haji
Pada suatu ketika, saat beliau beristirahat di salah satu serambi Masjidil Haram setelah selesai melaksanakan ritual ibadah haji, tiba-tiba rasa kantuk menyerang beliau dan tanpa beliau sadari akhirnya tertidur begitu pulas.
Di dalam tidur tidak sengajanya, beliau bermimpi mendengarkan dialog dua malaikat yang tidak jauh dari tempat beliau.
"Berapa orang yang tahun ini berangkat berhaji?" tanya malaikat pertama.
"Sekitar tujuh ratusan ribu jama'ah", jawab malaikat kedua.
"Masha Allah! Dari sekian banyaknya jamaah itu, berapa yang ibadah hajinya diterima ?" tanya malaikat pertama lagi.
"Tidak satupun"Â jawab malaikat kedua.