Selain itu, kita juga membutuhkan pengukuran yang dapat memberikan gambaran mengenai dinamika tingkat pertanian berkelanjutan antar waktu (setiap tahun) dengan tingkat penyajian informasi hingga level kabupaten dan kota. Secara operasional, kebutuhan ini relatif sulit dipenuhi melalui indikator 2.4.1.
Tantangan ini dapat diatasi dengan mengembangkan metode pengukuran alternatif yang memanfaatkan hasil SEP dan SPLP yang sangat kaya. Karena itu, kedua survei ini harus dilakukan secara rutin setiap tahun.
Keberlangsungan pelaksanaan SEP dan SPLP setiap tahun dapat menjamin ketersedian data untuk pengukuran pertanian berkelanjutan yang relevan dengan karakteristik pertanian Indonesia.
Dengan demikian, kelangkaan data yang merupakan penyebab utama tidak tersedianya indikator yang menjadi tolak ukur penilaian pertanian berkelanjutan di Indonesia selama ini dapat terselesaikan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H