Mohon tunggu...
Kadek cahya sugana
Kadek cahya sugana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa aktif smester 2

hobi saya bermain musik dan otomotif, kepribadian saya cuek terhadap orang yang baru kenal, dan sangat care dengan orang yang sudah kenal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ngaben "Mahal"?

11 Juli 2023   23:53 Diperbarui: 11 Juli 2023   23:56 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bunyi suci ini menciptakan atmosfer yang khusyuk dan sakral, memfokuskan perhatian pada spiritualitas dan hubungan antara manusia dan alam semesta. Setiap kata dan kalimat dalam doa-doa ini dipilih dengan teliti untuk mengungkapkan perasaan, harapan, dan permohonan keluarga yang berduka. Melalui doa-doa ini, keluarga menunjukkan pengabdian dan kesetiaan mereka terhadap tradisi agama dan budaya mereka. Mereka menyadari bahwa ngaben bukan hanya upacara pemakaman fisik, tetapi juga perjalanan roh ke alam baka yang tak terlihat. 

Dalam doa-doa ini, mereka mencurahkan kasih sayang dan penghormatan kepada orang yang meninggal serta memohon kepada dewa-dewa untuk membimbing dan melindungi roh tersebut. 

Selain itu, doa-doa dalam ngaben juga mengingatkan keluarga dan masyarakat akan siklus kehidupan yang tak terhindarkan. Mereka memahami bahwa kematian adalah bagian yang alami dan tak terpisahkan dari pengalaman manusia. 

Doa-doa ini mengajarkan tentang penerimaan dan kesadaran akan keberlakuan siklus kehidupan dan kematian, serta pentingnya menjalani hidup dengan bijaksana dan bermakna. 

Menggunakan kata-kata yang lembut dan penuh pengharapan, doa-doa dalam ngaben mencerminkan keinginan keluarga untuk memberikan penghormatan terakhir yang layak kepada orang yang meninggal dan memastikan perjalanan roh mereka ke alam baka berlangsung dengan damai dan terang. 

Mereka berharap bahwa dewa-dewa akan memberikan kasih sayang dan ampunan kepada orang yang meninggal dan memandu mereka ke kebahagiaan yang abadi. 

Dengan doa-doa yang dipanjatkan dalam ngaben, keluarga yang berduka menunjukkan rasa cinta, penghormatan, dan harapan mereka kepada orang yang telah meninggal. 

Doa-doa ini menyatukan mereka dalam upacara yang sakral dan mengingatkan mereka tentang pentingnya menjaga hubungan spiritual dan keseimbangan dengan alam semesta. Sementara jenazah terbakar, keluarga dan teman-teman dekat berkumpul di sekitar tempat tersebut untuk mengucapkan selamat tinggal.

Setelah pembakaran selesai, sisa-sisa abu dikumpulkan dengan cermat dan diperlakukan dengan hormat. Beberapa keluarga memilih untuk menyimpan abu tersebut dalam "bade" yang lebih kecil atau dalam wadah khusus, sementara yang lain memilih untuk menguburkannya di tempat suci atau menyebarkannya di laut. 

Tindakan ini melambangkan pembebasan roh dari dunia fisik dan pemulihan keseimbangan alam semesta.Meskipun ngaben adalah tradisi yang kaya dan memiliki nilai budaya yang tinggi, ada beberapa kritik terhadap keborosan dan biaya yang terlibat dalam upacara ini. 

Beberapa orang berpendapat bahwa biaya ngaben dapat memberikan beban finansial yang berat bagi keluarga yang sedang berduka, terutama di masa-masa sulit secara ekonomi. Namun, dalam masyarakat Bali, ngaben dianggap sebagai tanggung jawab sosial dan keagamaan yang penting. Keluarga dan masyarakat berkomitmen untuk saling mendukung dalam menghadapi peristiwa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun