Mohon tunggu...
Dani Febri
Dani Febri Mohon Tunggu... Terpercaya, Akurat, dan Kredibel

Yakinkan dengan iman Usahakan dengan ilmu Sampaikan dengan amal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pilkada 2024: Meninjau Demokrasi Indonesia

12 Oktober 2024   12:18 Diperbarui: 12 Oktober 2024   12:18 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Penulis (Nur Aqidatul Izzah (Peserta Advance Training LK III Badko HMI Jawa Barat)

Pilkada 2024 : Meninjau Demokrasi Indonesia

Pemilu di Indonesia merupakan salah satu pilar penting dalam sistem demokrasi yang telah berjalan sejak kemerdekaan negara ini. Pemilihan umum (pemilu) adalah proses demokratis yang digunakan untuk memilih pemimpin di berbagai tingkat pemerintahan, mulai dari presiden, anggota legislatif, hingga kepala daerah. Sistem pemilu di Indonesia telah berkembang dari waktu ke waktu, mengalami berbagai perubahan untuk memastikan representasi yang lebih baik dan transparansi dalam proses politik. Pemilu memainkan peran sentral dalam menjaga demokrasi di Indonesia. Melalui pemilu, rakyat memiliki kesempatan untuk menentukan arah pemerintahan dan kebijakan negara. Pemilu juga menjadi mekanisme untuk mengontrol kekuasaan, mencegah otoritarianisme, dan memastikan pergantian kepemimpinan secara damai. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk terus memperbaiki dan menjaga proses pemilu agar demokrasi tetap sehat dan berkembang.

Sebentar lagi kita akan menghadapi Pilkada serentak 2024. Pilkada serentak ini merupakan bagian dari upaya konsolidasi sistem politik Indonesia, yang dimulai pada tahun 2015. Pemerintah menginginkan adanya sinergi antara pemilu nasional dan pemilu daerah dengan harapan menciptakan efisiensi serta memperkuat demokrasi melalui sistem yang lebih terkoordinasi. Pilkada serentak 2024 akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Indonesia, karena mencakup semua tingkat pemerintahan daerah secara bersamaan.

Pilkada Serentak 2024 dijadwalkan akan diselenggarakan pada 27 November 2024, beberapa bulan setelah Pemilu Nasional (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif) yang akan digelar pada 14 Februari 2024. Pemilihan ini diadakan serentak untuk memilih:

Gubernur dan Wakil Gubernur di 17 provinsi

Bupati dan Wakil Bupati di 115 kabupaten

Wali Kota dan Wakil Wali Kota di 39 kota

Sebanyak 171 daerah akan menyelenggarakan pilkada pada November 2024. Hal ini mencakup sejumlah provinsi besar seperti Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Pilkada di daerah-daerah ini sangat krusial karena menentukan pemimpin lokal yang akan membawa kebijakan dan program pembangunan daerah selama lima tahun ke depan. 

Integritas pemilu di Indonesia adalah hal yang kompleks dan mencakup berbagai aspek, mulai dari transparansi dalam penyelenggaraan pemilu, partisipasi masyarakat, hingga penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran. Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan besar dalam menyelenggarakan pemilu yang demokratis sejak era Reformasi, masih ada tantangan besar yang perlu diatasi untuk memastikan pemilu yang benar-benar adil dan bebas dari manipulasi. Pemilu yang berintegritas sangat penting bagi keberlanjutan demokrasi di Indonesia, karena hanya dengan proses pemilu yang jujur dan adil, kepemimpinan yang sah dan kredibel dapat terbentuk, dan kepercayaan publik terhadap sistem politik dapat terjaga. Meskipun Indonesia telah dianggap sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, terutama setelah era Reformasi 1998, masih banyak yang mengkritik kondisi demokrasi di Indonesia yang dianggap "bobrok" atau mengalami kemunduran dalam beberapa aspek. Beberapa masalah yang menjadi sorotan adalah integritas pemilu, kebebasan sipil, korupsi, hingga peran oligarki yang semakin kuat. 

Dalam konteks Pilkada di Indonesia, partai politik memainkan peran yang sangat strategis dalam menentukan calon yang akan diusung serta membentuk koalisi untuk memenangkan kandidatnya. Namun, dalam menghadapi Pilkada, partai politik kerap dihadapkan pada berbagai fenomena yang mempengaruhi dinamika internal dan eksternal mereka. Fenomena-fenomena yang dihadapi partai politik dalam Pilkada mencerminkan dinamika yang kompleks dalam politik lokal di Indonesia. Dari koalisi pragmatis hingga pengaruh oligarki dan politik uang, semua ini menunjukkan bahwa strategi partai politik dalam menghadapi Pilkada sering kali lebih didorong oleh pertimbangan praktis dan kalkulasi elektoral daripada ideologi dan prinsip. Integritas internal partai dan komitmen terhadap demokrasi substantif menjadi tantangan utama dalam memperkuat peran partai politik di Indonesia, terutama dalam memastikan bahwa Pilkada menghasilkan pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat.

Secara keseluruhan, kualitas demokrasi Indonesia masih berada dalam posisi "sedang". Ada banyak pencapaian positif, terutama dalam hal pelaksanaan pemilu yang berkala, peningkatan partisipasi publik, dan kebebasan berpendapat yang lebih luas dibandingkan era sebelumnya. Namun, masalah-masalah seperti korupsi, politik uang, dominasi oligarki, dan pelemahan lembaga demokrasi masih menjadi tantangan utama. Untuk memperbaiki kualitas demokrasi, Indonesia perlu terus memperkuat lembaga-lembaga pengawas, memberantas korupsi, dan memastikan partisipasi politik yang inklusif dan representatif bagi seluruh rakyat. 

Pilkada Serentak 2024 diharapkan dapat memperkuat demokrasi lokal di Indonesia. Pemilihan langsung di tingkat daerah memungkinkan masyarakat untuk memilih pemimpin yang dianggap paling mampu menjalankan roda pemerintahan daerah dengan baik. Hal ini juga menjadi kesempatan bagi daerah untuk mendapatkan pemimpin yang lebih akuntabel dan transparan, serta mendorong reformasi di tingkat lokal. Namun, untuk mewujudkan pilkada yang demokratis dan berintegritas, berbagai pihak harus memastikan proses berjalan lancar, mulai dari penyelenggara pemilu, pemerintah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat itu sendiri. Transparansi, keamanan, dan partisipasi publik yang tinggi adalah kunci suksesnya Pilkada Serentak 2024.

Untuk meningkatkan kualitas demokrasi dalam Pilkada 2024 di Indonesia, beberapa rekomendasi penting perlu diterapkan guna memperbaiki proses, mengurangi kecurangan, dan memperkuat legitimasi hasil Pilkada. Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat diperhatikan:

Penguatan Regulasi untuk Mencegah Politik Uang

Peningkatan pengawasan oleh Bawaslu dan lembaga penegak hukum terhadap praktik politik uang yang masih marak terjadi. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat mekanisme pelaporan masyarakat dan pemantauan secara intensif di daerah-daerah yang rawan. 

Sanksi yang lebih tegas terhadap kandidat, tim kampanye, atau partai politik yang terlibat dalam politik uang. Sanksi harus bersifat pencegahan dan penjeraan, misalnya dengan diskualifikasi kandidat atau hukuman pidana yang efektif.

Peningkatan Partisipasi Pemilih

Pendidikan politik bagi masyarakat harus diperkuat, terutama di kalangan pemilih muda dan di daerah-daerah yang partisipasinya rendah. Media sosial dan teknologi digital bisa digunakan untuk mengedukasi pemilih tentang pentingnya suara mereka dan bagaimana cara memilih dengan bijak.

Melakukan kampanye masif tentang hak pilih dan tata cara pemilihan di seluruh wilayah, dengan fokus pada daerah-daerah terpencil dan kelompok rentan, seperti masyarakat adat, perempuan, dan disabilitas, agar mereka mendapatkan akses yang adil.

Transparansi dalam Penyusunan Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Audit independen terhadap proses penyusunan DPT untuk memastikan bahwa hanya pemilih yang memenuhi syarat yang masuk ke dalam daftar. Ini bisa dilakukan dengan melibatkan LSM dan pemantau independen untuk meminimalisir potensi manipulasi.

Penggunaan teknologi verifikasi digital untuk memastikan keabsahan data pemilih, terutama di daerah-daerah yang sering kali terjadi kasus pemilih ganda atau fiktif.

Penguatan Sistem Penyelenggaraan Pemilu yang Transparan

Peningkatan transparansi KPU dalam setiap tahap proses Pilkada, mulai dari pendaftaran calon, penghitungan suara, hingga pengumuman hasil. KPU harus membuka akses informasi kepada publik secara real-time melalui platform online yang bisa diawasi oleh masyarakat.

Penguatan kapasitas teknis penyelenggara pemilu di tingkat daerah, terutama dalam hal logistik, pelatihan petugas, dan penggunaan teknologi. Hal ini bisa mengurangi risiko human error dan mencegah kecurangan di tingkat lokal.

Pencegahan Pengaruh Oligarki dan Dinasti Politik

Regulasi lebih ketat terkait pencalonan dari dinasti politik, misalnya dengan memperkenalkan aturan pembatasan pencalonan bagi keluarga dekat petahana yang telah memegang jabatan selama beberapa periode berturut-turut.

Kaderisasi yang lebih baik di partai politik, di mana partai harus fokus pada pengembangan dan penguatan kader internal yang berkualitas dan berintegritas daripada hanya mengandalkan tokoh dari luar atau yang berasal dari dinasti politik.

Mendorong Debat Kandidat yang Substantif

Debat calon kepala daerah harus lebih difokuskan pada isu-isu substantif yang relevan dengan kepentingan daerah, seperti pembangunan ekonomi, kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan. Ini dapat dilakukan dengan melibatkan panel ahli dan organisasi masyarakat sipil dalam menyusun pertanyaan untuk debat.

Media lokal perlu didorong untuk lebih aktif dalam menyelenggarakan diskusi dan debat yang melibatkan kandidat, guna memastikan bahwa program-program yang ditawarkan oleh kandidat diketahui publik secara luas.

Peningkatan Teknologi Pengawasan dan Pemungutan Suara

Menerapkan teknologi pengawasan suara secara real-time, seperti Situng KPU atau aplikasi pemantauan suara berbasis digital, yang memungkinkan publik untuk mengikuti penghitungan suara secara langsung. Ini akan meningkatkan transparansi dan mengurangi potensi kecurangan.

Pemanfaatan blockchain atau teknologi enkripsi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara, terutama di daerah perkotaan yang sudah memiliki infrastruktur digital yang memadai, untuk memastikan keamanan dan keakuratan data pemilih serta hasil suara.

Perlindungan Terhadap Pemilih dari Intimidasi dan Kekerasan

Pengamanan lebih ketat di TPS (Tempat Pemungutan Suara), terutama di daerah yang memiliki sejarah kekerasan atau intimidasi politik. Ini bisa dilakukan dengan kerja sama antara KPU, Bawaslu, dan aparat keamanan untuk mencegah insiden selama pemungutan suara.

Perlindungan khusus bagi kelompok yang rentan terhadap intimidasi politik, seperti perempuan, minoritas agama, dan masyarakat adat, agar mereka bisa memilih dengan bebas tanpa rasa takut.

Penguatan Peran Masyarakat Sipil dan Lembaga Independen

Meningkatkan peran organisasi masyarakat sipil (OMS), LSM, dan pemantau pemilu independen dalam mengawasi seluruh tahapan Pilkada. Keterlibatan masyarakat sipil penting untuk mencegah terjadinya kecurangan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses pemilu.

KPU dan Bawaslu perlu meningkatkan kolaborasi dengan Organisasi Masyarakat Setempat dalam pelaksanaan sosialisasi pemilu, pemantauan, dan pelaporan pelanggaran.

Penguatan Partai Politik dalam Kaderisasi dan Rekrutmen Calon

Partai politik perlu lebih fokus pada kaderisasi jangka panjang dengan menyiapkan kader yang kompeten dan memahami kebutuhan lokal. Ini penting untuk mendorong regenerasi yang sehat dan memastikan bahwa kandidat yang diusung memiliki kapasitas yang sesuai untuk memimpin daerahnya.

Proses seleksi calon dalam partai politik harus lebih transparan dan berdasarkan meritokrasi, bukan semata-mata berdasarkan popularitas atau kedekatan dengan elit partai. Ini bisa dilakukan melalui konvensi terbuka atau survei internal yang lebih demokratis.

Untuk memastikan demokrasi Pilkada 2024 berjalan dengan baik, diperlukan upaya kolaboratif antara penyelenggara pemilu, partai politik, masyarakat sipil, dan aparat penegak hukum. Implementasi dari rekomendasi-rekomendasi di atas diharapkan dapat memperkuat integritas proses Pilkada, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memastikan bahwa kepala daerah yang terpilih benar-benar merupakan representasi dari aspirasi rakyat. Hanya dengan demikian, Pilkada dapat berfungsi sebagai mekanisme demokrasi yang efektif dan mendukung pembangunan daerah yang lebih baik di masa mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun