"Yaudah kek, aku masuk dulu mau mandi"Â
Aku pun bergegas mandi dan lanjut makan malam, setelah itu aku ke kamarku dan hanyut dengan gadget-ku. namun bayangan rumah pak Fahmi masih terngiang-ngiang di pikiranku.Â
"Seandainya aku punya rumah gede kayak gitu di desa, pasti aku ga khawatir lagi sama keadaan kakek ketika aku di kota" batinku.
Keesokan harinya, kakek mengajakku ke ladangnya di hutan pinggiran desa. aku yang bersemangat segera membantu menyiapkan perkakas yang dibutuhkan untuk segera di bawah ke ladang, kami pun berjalan menyusuri jalanan desa sambil sesekali menyapa beberapa penduduk yang kebetulan sedang lewat di situ. Sesampainya di ujung desa, aku kembali takjub melihat rumah Pak Fahmi dari kejauhan dan ketika semakin dekat dengan rumah itu sepintas aku melihat seorang wanita di balik jendela lantai dua rumah itu. wajah wanita itu tampak pucat melihat ke arah aku dan kakek, aku pun memalingkan wajahku dan berjalan cepat mendahului kakek.Â
"Siapa wanita itu yah" batinku penasaran.
Sorenya sepulang dari ladang, aku kembali melihat ke arah jendela di lantai dua rumah pak Fahmi namun wanita itu tidak terlihat lagi. Aku yang masih penasaran bertekad akan mencari informasi tentang wanita itu.
Keesokan harinya, aku yang gabut pun mengajak beberapa teman lamaku di desa untuk pergi berburu di hutan. aku pun menuju rumah teman lamaku, Juan. Juan yang sedang asik bermain game online itupun menyetujuinya dan kami pun mengumpulkan beberapa teman untuk pergi berburu bersama. Di sepanjang perjalanan kami berbincang-bincang dan bernostalgia tentang pertemanan kami di masa remaja hinggah tak terasa sudah sampai di ujung kampung. aku yang masih penasaran dengan wanita di rumah pak Fahmi pun mengarahkan pandanganku ke arah jendela di lantai dua rumah itu dan berapa terkejutnya wanita itu sedang menatapku sambil tersenyum, aku pun balas tersenyum dan melambaikan tangan yang sontak membuat teman-temanku keheranan.Â
Setelah cukup lama berburu, kami pun memutuskan pulang dengan membawa hewan hasil buruan yang berubah 3 ekor babi hutan. hari sudah sore ketika kami sampai di desa, ketika kami melewati rumah pak Fahmi aku pun mengarahkan pandanganku lagi ke arah jendela namun wanita itu tidak ada di sana.
Kami pun memutuskan untuk membagi hasil buruan dan karena aku tidak menetap lama di desa, aku pun mendapatkan seekor babi hutan sedangkan dua lainnya mereka akan menyembeli dan akan membaginya kepada masing-masing orang.
Keesokan sorenya, aku yang masih penasaran dengan wanita di rumah pak Fahmi pun memutuskan untuk pergi ke sana. sesampainya di sana, aku disambut oleh pak Adi yang menjaga rumah itu. Setelah memperkenalkan diri pada Pak Adi, aku pun dipersilahkan oleh pak Adi untuk masuk ke dalam dan aku pun menunggu pak Adi di ruang tamu rumah itu sambil terkagum-kagum memandang interior rumah itu yang tampak mewah. Pak Adi pun muncul dengan senampan kopi dan beberapa cemilan, skami pun berbincang-bincang mengenai desa dan pak Fahmi yang ternyata teman akrab pak Adi ketika dulu pak Fahmi melakukan KKN di desa.
Setelah puas berbincang-bincang, aku pun pamit untuk pulang karena jam dinding di rumah itu sudah menunjukan pukul 7 malam.