Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

yeehhaaaaaahhh..... udah gak kebalik lagiii :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terima Kasih "Bokep", Kau Telah Menemaniku Ber-onani-ria

16 Oktober 2010   21:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:23 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_292115" align="alignnone" width="300" caption="Sumber Ilustrasi : http://ziunik.blogspot.com"][/caption]

Menurut lo Tuhan itu ada gak, Kring?"

Busyet ni anak! main nanya perkara yang beginian segala. "Ya, jelas ada lah!, lu nanya pertanyaan yang udah jelas-jelas gak perlu lagi lu tanyain"

"Sok tau banget lu kring, pake gak perlu ditanyain lagi, lu udah yakin sama anggepan lu selama ini?"

Sialan ini anak! kayaknya ni anak mo nguji gw rupanya, okee, lets trai!, dengan level ke-pede-an yang langsung saya apgret saat itu juga dan didukung dengan koordinasi jaringan-jaringan dalam sistem sel neuron, ayo bergegas! kumpulkan informasi sebanyak mungkin! ayat kek, surat kek, hadist kek, atau  dalil-dalil sekalipun, pokoknya yang nyambung sama keberadaan Tuhan bawa kemari!.

"Tapi, yang gw tanyain menurut sudut pandang lu sendiri, gak usah pake sudut pandang Agama, terserah lu mau make lagika manapun, yang penting gak masuk ke konteks Agama""

Byarrrr!!!! bagaikan dibangunkan dari tidur dengan ritual disiram air, ya seperti itulah perasaanku saat itu.

Bokep, agak sedikit unik anak ini, sebenarnya nama aslinya adalah Andi, nama yang cukup bagus dan terdengar sangat laki-laki, entah kenapa dia bisa dipanggil dengan sebutan bokep, tapi yang jelas dari awal masuk kuliah dikalangan anak-anak teknik dia sudah dipanggil dengan sebutan itu. saya kenal dia pas saya bergabung di Kongres Mahasiswa, mewakili Fakultas Ekonomi saat itu. banyak "orang-orang gila" disini termasuk dia yang sebelumnya sudah satu periode di kongres, dan saya sebagai anggota baru dengan predikat anggota termuda yang saya rasa cukup memperjelas gamabaran saya yang saat itu masih polos dan belia (halaaahh... lagu kau kring!)

Kring? ya sekedar informasi yang gak penting, panggilan saya dikampus pada kala itu adalah "cungkring", wajar rasanya kawan-kawan memanggil sosok pemuda belia yang polos, cupu, culun dan berbobot 127 Kg ini dengan panggilan itu. (terkutuklah kau, agung, yang sudah menciptakan panggilan itu pertama kali dan serta merta tanpa otorisasi terlebih dahulu main langsung mem-publish ke khalayak ramai kampus Sehat, dan sejak saat itu, resmilah nama "ARIF" yang terdengar sangat berwibawa itu tersingkirkan dengan Cungkring... hahaha!). benar-benar Informasi yang gak penting, kan?

Oke... kembali celoteh awal saya, dimana saya masih tertegun kaku, tapi sengaja tak saya tampakkan raut muka bingung bin panik itu. apa yang terjadi terjadilah!

"Gw percaya Tuhan itu ada, kep!"

"Darimana lu tau? udah ketemu blom ama Tuhan?"

"Blom, emang lu udah?"

"Blom juga, makanya gw gak percaya ama yang namanya Tuhan"

Busyeeett makin serem aja ni diskusinya, padahal saya baru mengenal bokep baru kurang lebih 2 bulan aja, salah forum kayaknya ni. fyuh!...

"jawab, kring"

Apa yang mesti saya jawab? semua materi pendukung yang sudah saya siapkan sebelumnya gugur sudah begitu diskusi ini tanpa ada unsur Agama sedikitpun.

"Ya dari alam semesta ini, kep" jawab saya dengan mengeneralisasi pandangan dulu, jujur saja pemikiran-pemikiran yang mengena belum lagi saya dapatkan

"Maksudlu, kring?"

"Ya, kayak gitu.. tentunya alam smesta harusnya ada yang menciptakan, kayak lu, gw, dan yang lain, pasti ada yang nyiptain"

"elu? gw?, kalo gw lahir dari emak gw, berarti emak gw dong tuhan, trus nenek gw tuhannya emak gw. banyak bener tuhan. yang katanya ngaku Tuhannya satu aja pada susah diatur, apalagi kalo kebanyakan tuhan!"

"Bukan gitu kep maksud gw, tidak secara fisik, tetapi prosesnya tentu ada yang mengatur, nah yang mengatur dan memastikan berjalan sesuai SOP, ya Tuhan itulah"

"Yakin lu kalo itu Tuhan yang bikin sistemnya, bukannya manusia? kayak gw ambil contoh, Hukum dan undang-undang, jelas! prosesnya ada, mulai dari isu, jadi RUU, blom lagi harus hearing dulu, sidang, trus baru bisa dilahirkan UU, dan fungsi kontrol dalam pelaksanaannya pun jelas, ada lembaga negara yang berwenang, terlepas dari berjalan atau tidaknya itu, gw gak bahas sekarang, lain topik!"

"Nah itu dia kep, poinnya, yang membedakan sistem yang dibuat Tuhan dengan yang dibuat manusia", dapet celah juga ni akhirnya. "Sistem yang dibuat Tuhan berjalan sesuai dengan SOP-nya, sedangkan manusia? namanya juga manusia, lu tau sendiri lah"

"Sistem Tuhan yang mana mana lu maksud, coba lu kasih gw contoh"

"gw ambil contoh siang dan malam, bukannya berjalan dengan SOP-nya, yaa meskipun kadang-kadang ada pergeseran waktu pada musim atau bulan2 tertentu, tapi itupun ada sistematika, dan sistematikanya itulah ada Tuhan dibaliknya"

"Darimana lu tau siang dan malam itu berTuhan?"

Sialan ni anak, parraaahhh, bingung juga jawabnya.

"Semua sudah terbukti kok secara empiris kep, Bagaimana proses perputaran bumi dan bulan sudah diterangkan dalam Al-Quran. bahkan pemahaman akan kebaradaan Tuhan sudah lahir jauh sebelum akal pikir kita bisa ngebuktiinnya, lu gak percaya kep? ni gw kasih contohnya lagi, di Al-quran yang turun sekitaran abad ke-6, disitu dijelaskan proses kelahiran dan kematian galaksi, contohnya teori bigbang sangat jelas diterangkan bahkan jauh sebelum orang bisa ngeliat visualnya yang baru kebukti abad 19, Al-quran sudah menggambarkannya bagaikan sebuah mawar merah yang merekah, coba lu liat foto-foto terjadinya bigbang, bener-bener mirip bunga mawar, kep"

"kring.. kring.. kan udah gw bilang tadi, gak usah bawa-bawa sudut pandang Agama, apalagi bawa-bawa atribut Agama kayak Al-quran. lagian kalo soal anggur merah.. eh maksud gw mawar merah, itu mah gw juga dah paham. lu dapet dari ESQ kan? hahaha... gw juga udah ngikut"

Damn! lagi-lagi argumen saya dimentahin sama ni anak, padahal udah keren-keren pake bawa teori bigbang segala!. huh lagipula memang benar juga, diskusi kayak gini kalo saya masih saklek make sudut pandang Agama, kayaknya bakalan susah nyambung. lagipula mengenai soal Agama, ni anak justru lebih canggih pemahamannya ketimbang saya. Latar belakang pendidikannya pun cukuplah membuktikan kalo ni anak temasuk yang melek Islam.

"oiya terkait ama yang gw maksud tadi, gw ada sedikit pandangan nih"

"Tapi lu juga jangan bawa-bawa analogi "anak TK minta permen"-nya jaman PKI ya, udah basi yang begituan"

"Jiaahhh Kring, enggak secetek itu kali gw!"

"Trus apaan ?"

"Masalah Sistem atau mekanisme cara kerja Tuhan yang lo maksud, itu karena lo generalisir dari kelemahan manusia menjalankan sistem ciptaannya sendiri"

"trus?"

"Ya, kalo emang manusianya yang bobrok, bukan berarti konsep tuhan itu pasti yang terbenar, dan mengorbankan orang-orang yang masih bener ikut kebawa dalam lingkaran Tuhan"

Makin bingung, saya coba ikuti dulu alurnya saja

"ketika lu bilang pas pertama, kalo yang nyiptain manusia adalah Tuhan, kalo gw lain lagi. Kita yang menciptakan tuhan!"

Watdehel?! gila!, Sumpah kalo bukan karena dibesarkan di keluarga yang cukup moderat dan di keluarga kami budaya debat, kritik, dan menerima pendapat orang lain sudah dibiasakan sejak kecil, mungkin sudah saya tampar mulut anak ini, jahit, robek lagi dan jahit lagi! paraah banget ya? hahaha, enggak sekejam itulah, saya pun manusia yang (masih) mempunyai hati nurani juga. Tapi jujur saja, memang agak panas mendengar stetmen anak ini, apa karena keimananku yang tersinggung? tak taulah, jikalau memang benar karena itu, Alhamdulillah ya Rabb... masih ada secuil Iman yang cukup menyulut gerakan pemberontakan ketika eksistensi-Mu diusik.

"Maksud lu apaan kep? coba jelasin dulu"

"Mhh... begini, tuhan lahir dari manusia, lahir dari pikiran manusia, keterbatasan manusia, ketidaksempurnaan manusialah yang menjadi awal lahirnya tuhan, sehingga manusia memerlukan sosok super power-nya  tempat bergantung dari harapan atas ketakutan itu, nah pas itulah manusia melahirkan tuhan.  konsep zoon politicon pun juga sedikit banyak ngaruh ke proses penciptaan tuhan, dari ketakutan dan ketergantungan bersama itu munculah harapan bersama, dan sekali lagi bukan sulap bukan sihir, tuhan bersama pun telah lahir!"

"lo gila, kep, syahadat lu!" potongku.

"Tunggu dulu gw blom selesei, tuhan juga lahir dari definisi yang kita buat untuk menggambarkan keberadaan tuhan, bagaimana bisa mahluk yang diciptakan, mendefinisikan yang menciptakannya?. itu sama saja melahirkan tuhan dari definisi kita!"

Sumpah! ini adalah diskusi paling berat pada saat itu, sebelumnya jangankan ngebahas masalah yang berat seperti ini, diskusi masalah kuliah aja udah bikin pusing. Aku masih terdiam saat itu, Bokep juga, tapi diamnya beda, raut wajahnya seperti menyimpan kegusaran didalamnya. apa yang dipikirannya ya? apa ia merasa bersalah pada saya? entahlah, yang pasti saya yakin bukan kesenangan yang ia dapat, tak ada senyum tipis seperti biasa kalau argumentasi/pendapatnya unggul pada saat diskusi. Tapi ini bukan lagi diskusi biasa saya kira, takada ketok palu ataupun debat kusir yang diwarnai hujan interupsi. Ini adalah penetrasi, ya penetrasi! dan kami masing-masing sedang ber-onani-ria, onani pemikiran kami masing-masing, menyelami saraf-saraf impulsif dalam setiap butir-butir pikiran. bukanlah masalah siapa yang benar ataupun siapa yang kalah!, bukan pula ajang sou-of retorika belaka. ini penetrasi!, kepuasanlah yang kami cari, dan dalam kediaman ini saya menikmatinya.

"Kep, lu tau gak? kadang gw suka ngerasa kacau, jengah, sampe-sampe pernah gw ngalamin dis-orientasi kronis. trus gw shalat, gw curhat ama Tuhan, gw nangis, tapi gw gak ngerasa cengeng, gw ngerasa gw makin kuat, beban gw ilang!, enteng!, plong!. Lu pernah gak ngerasa kayak gitu? Menurut lu, Tuhan yang hadir saat itu Ada apa nggak? Apa perlu gw bunuh Tuhan?"

Ia menatap ke arah saya, cukup dalam saya rasa, raut wajahnya berubah, kali ini dengan senyum tipisnya. bukan senyum yang biasa ia kenakan, lebih dalam terlihat rasanya.

"Interupsi para senator kongres yang terhormat!, bisa minta perhatiannya sebentar?" suara melengking tadi meluncur dari mulut Tile, salah satu kawan di Kongres Mahasiswa juga. membuyarkan kami di tengah kenikmatan itu. tapi setidaknya saya sempat merasakan nikmatnya ejakulasi itu.

"Woii buruan! kapan mo mulai ni rapatnya kalo lu bedua masih pada nangkring diluar, si premo no udah uring-uringan nungguin yang lain pada blom dateng. lagian ngapain juga lu bedua ngomong dah kayak orang serius gitu, mo ngediriin agama baru lo pada? "

"Ahhh bawel lo ah, sebentar lagi gw masuk le, gw mo dzuhur dulu, Lu ikutan gak, kring?"

"Tadi udahan gw sebelum kesini, buruan sono kep!, dah mau masuk ashar tuh"

Dari belakang kuperhatikan langkahnya dan menghilang kedalam lorong tangga besi, yang terdengar hanya suara langkah diatas plat besi dan siulan yang cukup merdu dari bibir tipis yang baru saja tersenyum.

************

Jakarta,  17 Oktober 2010

Salam Hangat

***********

Catatan Penulis:

Sebagian dari cerita diatas adalah kejadian yang sebenarnya dan sebagian hanya fiktif belaka, terlebih lagi pada bagian "wajar rasanya kawan-kawan memanggil sosok pemuda belia yang polos, cupu, culun dan berbobot 127 Kg ini dengan panggilan itu". lah wong setengahnya aja, berat saya gak nyampe... :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun