"Trus apaan ?"
"Masalah Sistem atau mekanisme cara kerja Tuhan yang lo maksud, itu karena lo generalisir dari kelemahan manusia menjalankan sistem ciptaannya sendiri"
"trus?"
"Ya, kalo emang manusianya yang bobrok, bukan berarti konsep tuhan itu pasti yang terbenar, dan mengorbankan orang-orang yang masih bener ikut kebawa dalam lingkaran Tuhan"
Makin bingung, saya coba ikuti dulu alurnya saja
"ketika lu bilang pas pertama, kalo yang nyiptain manusia adalah Tuhan, kalo gw lain lagi. Kita yang menciptakan tuhan!"
Watdehel?! gila!, Sumpah kalo bukan karena dibesarkan di keluarga yang cukup moderat dan di keluarga kami budaya debat, kritik, dan menerima pendapat orang lain sudah dibiasakan sejak kecil, mungkin sudah saya tampar mulut anak ini, jahit, robek lagi dan jahit lagi! paraah banget ya? hahaha, enggak sekejam itulah, saya pun manusia yang (masih) mempunyai hati nurani juga. Tapi jujur saja, memang agak panas mendengar stetmen anak ini, apa karena keimananku yang tersinggung? tak taulah, jikalau memang benar karena itu, Alhamdulillah ya Rabb... masih ada secuil Iman yang cukup menyulut gerakan pemberontakan ketika eksistensi-Mu diusik.
"Maksud lu apaan kep? coba jelasin dulu"
"Mhh... begini, tuhan lahir dari manusia, lahir dari pikiran manusia, keterbatasan manusia, ketidaksempurnaan manusialah yang menjadi awal lahirnya tuhan, sehingga manusia memerlukan sosok super power-nya tempat bergantung dari harapan atas ketakutan itu, nah pas itulah manusia melahirkan tuhan. konsep zoon politicon pun juga sedikit banyak ngaruh ke proses penciptaan tuhan, dari ketakutan dan ketergantungan bersama itu munculah harapan bersama, dan sekali lagi bukan sulap bukan sihir, tuhan bersama pun telah lahir!"
"lo gila, kep, syahadat lu!" potongku.
"Tunggu dulu gw blom selesei, tuhan juga lahir dari definisi yang kita buat untuk menggambarkan keberadaan tuhan, bagaimana bisa mahluk yang diciptakan, mendefinisikan yang menciptakannya?. itu sama saja melahirkan tuhan dari definisi kita!"