Hasil dan temuan: Artikel ini menemukan bahwa ambivalensi dalam kebijakan luar negeri Turki terhadap Israel disebabkan oleh;Â
* Kebutuhan untuk menyeimbangkan kepentingan domestik dan internasional.Â
* Tekanan dari struktur geopolitik yang anarkis di Timur Tengah.Â
* Pragmatism Turki dalam menjaga hubungan ekonomi dan keamanan dengan Israel meskipun ada perbedaan ideologis.Â
Penulis juga mencatat bahwa retorika politik pro-Palestina digunakan untuk memperoleh dukungan dari basis pemilih domestik, sementara kerja sama pragmatis dengan Israel tetap dipertahankan demi kepentingan strategis.Â
Kelebihan artikel:Â
* Pendekatan Teoritis yang Komprehensif: Penulis berhasil mengintegrasikan teori realisme neoklasik dan groupthink untuk memberikan analisis yang holistik.Â
* Relevansi dengan Isu Kontemporer: Artikel ini relevan bagi pembaca yang ingin memahami peran Turki di Timur Tengah, terutama dalam konteks hubungan bilateral dengan Israel.Â
* Kontekstualisasi Historis yang Kuat: Penulis memberikan latar belakang sejarah dan politik yang mendalam, seperti insiden Mavi Marmara dan Arab Spring, yang memperkaya analisis.Â
Kekurangan artikel:Â
* Keterbatasan Data Empiris: Artikel ini tidak menjelaskan secara rinci hasil wawancara atau sumber primer lainnya, yang dapat mengurangi validitas argumen.Â