Metode penelitian: Penulis menggunakan metode eksplanatori-kualitatif yang melibatkan wawancara dan analisis literatur. Metode ini memungkinkan penulis untuk mendapatkan data primer dari para ahli dan mengkombinasikannya dengan data sekunder dari literatur yang relevan. Pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai motivasi dan dinamika politik yang membentuk kebijakan luar negeri Turki. Penulis juga membahas teori realisme neoklasik sebagai pendekatan yang lebih fleksibel dibandingkan teori realisme klasik atau neorealisme, dengan fokus pada faktor-faktor nonmaterial seperti ideologi dan persepsi pemimpinÂ
Isi artikel: Kerangka teori: penulis menggunakan dua kerangka teori utama:Â
* Realisme neoklasik: Teori ini menjelaskan bagaimana faktor sistemik (geopolitik internasional) dan domestik (dalam negeri) memengaruhi formulasi kebijakan luar negeri. Dalam konteks Turki, tekanan dari struktur anarki internasional dan dinamika politik domestik menjadi faktor utama yang membentuk kebijakan ambivalen terhadap Israel.Â
* Groupthink: Kohesi dan solidaritas dalam kelompok pembuat kebijakan menjadi elemen penting dalam proses pengambilan keputusan. Dalam artikel ini, pola pikir kelompok di bawah kontrol Erdogan dianggap memengaruhi kebijakan luar negeri Turki, yang seringkali pragmatis namun tampak kontradiktif.
 Metodologi: Metode penelitian yang digunakan adalah eksplanatori kualitatif, yang mencakup wawancara dengan narasumber terkait dan analisis data sekunder dari berbagai jurnal serta literatur akademis. Namun, artikel ini tidak memberikan detail mendalam tentang narasumber atau hasil wawancara, sehingga menimbulkan keterbatasan pada sisi empirisnya.Â
Faktor eksternal: penulis mrngidentifikasi beberapa faktor eksternal yang memengaruhi kebijakan turki;Â
* Geopolitik timur tengah: Turki beroperasi dalam lingkungan geopolitik yang dinamis, terutama selama Arab Spring dan konflik di Suriah. Struktur anarki internasional memberikan tekanan pada Turki untuk menjaga stabilitas domestik dan keamanan nasional.Â
* Hubungan dengan israel: Meskipun retorika politik Erdogan terhadap Israel keras, hubungan di sektor ekonomi dan keamanan tetap erat. Contohnya adalah kerja sama di bidang energi dan perdagangan, yang terus meningkat meskipun terjadi ketegangan diplomatik.
 Faktor internal: Faktor domestik yang dibahas meliputi;Â
* Neo-Ottomanisme:Ideologi ini mengacu pada upaya Turki untuk memproyeksikan perannya sebagai kekuatan regional utama dengan menggabungkan nilai-nilai Islam dan warisan Kekaisaran Ottoman. Pandangan ini menjadi dasar kebijakan luar negeri AKPÂ
* Srtuktur kekuasaan terpusat: Erdogan memiliki kontrol yang kuat atas lingkaran pembuat kebijakan luar negeri, yang sebagian besar terdiri dari individu-individu yang loyal kepadanya. Hal ini menciptakan pola kebijakan yang sering kali pragmatis tetapi tidak konsisten.Â