"Iya, aku daftar di Fakultas Pengetahuan Masyarakat, tetapi aku baru itu berat belajar hukum, aku maunya belajar antropologi ingin mempelajari suku baduy, atau suku tengger atau di Mentawai!"
"Kang Syafri kamu  dukung?"
"Iyalah, dia yang membiayai. Kalau nanti harus jalan-jalan, dia boleh ikut, nggak masalah," tutur Widy."Lebih baik sama dia, daripada Kang Herland yang disuruh Ibu! Cerewet sekali dia! Nanti dia banyak atur! Dasar tentara!"
"Wah ternyata ada adegan di Bandung," kata Norma. "Kalau yang di pantai mirip kita lihat di Pulau Seribu."
"Ya, memang Bandung Hebat!" seru Widy.
Mereka keluar dari bioskop Elita sekitar pukul empat sore, bermain ke alun-alun sejenak menyanyikan lagu Tiga Dara  membuat tukang sapu di sana tersenyum karena sudah biasa.
Kemudian mereka bertiga meluncur di Jalan Braga  dan singgah  di Toko Es Krim Baltic, Kali ini yang mentraktir Norma.
"Kira-kira Bang Asrul mu menyusul nggak ke Bandung?" tanya Widy.
"Iya lah. Anakku ditinggal sama Angku Mansyur, ibu aku sengaja aku bawa agar bisa jaga anakku. Mungkin besok dia bawa anakku kemari, kita bisa main bersama. Tetapi hari ini kita main bertiga," celetuk Norma.
Norma memesan es krim stroberi, Medina es krim durian dan Widy alpukat.
"Ya, warna Pelangi lagi," kata Norma.