Kami berdua melewati gerbang itu dan mendapatkan suasana hutan yang malam. Inikah dunia lain itu?  Kami melihat ada cahaya dan sebuah tempat tinggal aneh di mana ada beberapa manusia  berkumpul.  Usia mereka lebih tua  dari aku dan Wulan.
Ada yang melihat kami.
"Jangan ganggu mereka. Â Kamu sudah saya briefing agar tidak senasib dengan kakak kelas kita yang hilang delapan belas tahun lalu dan mungkin dibawa mahluk seperti mereka. Â Om kamu Irsyad!"
"Yang hilang itu paman aku Irwan Said, kata ibu dia dulu kerja di LSM Lingkungan melindungi hutan ini dari pembalakan dan pemburuan liar.  Dia pernah menggagalkan rencana investor untuk menjadikan kawasan di bawah menjadi resort hingga bisa membuat penunggu hutan ini marah," tutur  laki-laki yang paling muda dipanggil Irsyad.
"Saksi mata melihat  Om kamu dibawa seorang perempuan aneh ke dalam hutan lalu hilang ketika dia terluka ditembak kaki tangan investor karena melindungi dua ekor kera," ucap salah seorang.
Kami mendekat  kepada mereka.
"Jangan takut, mereka tidak jahat kepada kita!"
Aku memperlihatkan benda aneh dan kitab berdebu itu kepada Irsyad tanpa bicara. Dengan takut dia menerimanya dan terkejut.
 "Ini kan ponsel milik Om aku dulu. Irsyad bisa menghidupkan benda itu dan menyala.  Dia juga menerima kitab itu dan membukanya. "Buku harian Om aku!"
"Siapa kalian? Mahluk dari dunia lain? Kang Irwan ada di sana?"
Baru saja aku menjawab ada derap langkah berat di belakang kami.