Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Gemini Syndrome, Berdansa di Kota Romantis Bagian Sepuluh

17 Juli 2024   21:10 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:17 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Norma itu tukang berkelahi di Medan. Makanya aku jatuh cinta!"

"Kalau Widy aku pernah dengar dia pernah berkelahi waktu SMP."

Syafri dan Azrul tidak perlu ikut campur, seorang anak kampung situ temannya Somad juga ikut hingga 6 lawan 6.  Di luar dugaan Norma dan Widy mampu melawan anak geng yang berbadan besar.  Widy memperlihatkan kemampuan bermain pencak dan jiujutsu, sementara Norma  memperlihatkan gerakan judo.

"Waduh, untung aku nggak pernah dibanting!" kata Azrul.

Hanya lima menitan berkelahi. Beberapa bapak dari anak geng itu datang.  Juga Haji Djuanedi dan beberapa sesepuh.  Bapak dari anak yang berkelahi dengan Norma dan Widy lebih marah lagi.

"Kau berkelahi dengan perempuan pula!"

Perkelahian dan main layangan pun bubar.

Muka Norma dan Widy tidak lebam. Hanya kulit tangan mereka lecet-lecet. Rupanya anak geng ini berpikir kalau sampai menciderai.  Hanya saja wajah Lutfi lebam.

Babe Djunaedi mengajak mereka ke rumah dulu. Istrinya mengobati luka lecet Widy dan Norma, serta Lutfi dan Somad.    

"Sudah itu minum susu lalu siap-siap Salat Magrib sana!"

Lalu Babe Djun menghampiri Syafri dan Azrul sambil mengacungkan jempol. "Kalian punya istri hebat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun