Emma ingin memekik, tapi nanti orang-orang tahu siapa Adinda.
Achiecayang melesat menuju sebuah gundukan tanah agak tinggi dan membongkarnya dengan mudah.
Emma ingin berteriak, ketika cipik-cipik keluar dan achiecayang menyapunya dan menelannya lalu meninggalkan sisa capitnya.
"Ini baru satu koloni. Mungkin baru, yang besar di sekitar punclut," kata Adinda. "Aku harus memusnahkan sebelum diketahui banyak orang."
"Terlambat peneliti dari ITB sudah menemukan belasan ekor yang sedang menyerang seekor anjing." Hiyang memunculkan diri.
"Artinya, semua sampah organik dan tikus di areal kampus ini  habis, cipik-cipik mencari sasaran besar. Bukan tidak mungkin manusia," ucap Adinda.
Lima belas menit kemudian Dinda, memasukan achiecayang ke dalam tasnya setelah minum air genangan yang ada di sana.
Para peneliti sudah mendapatkan sampel.Â
Emma  dan Dinda melihat seekor anjing meraung karena tubuhnya penuh bisul.  Â
"Cipik-cipik itu meninggalkan telurnya di dalam tubuh anjing itu!" terdengar suara Hiyang yang memakai baju kamuflase hingga tak tampak.
"Sarang koloni berikutnya di tubuh anjing itu dan mungkin juga di tubuh Anton Maryanto."