Mulanya Adinda enggan, tetapi bestie dia, Hanifa dan Helen sudah dibujuk lebih dulu agar mau merayu Adinda. Â Hanifa mau sepupuan dengan Sabrina.Â
Akhirnya Adinda mau.
Pertandingan itu berlangsung di GOR Padjadjaran, Adinda satu-satunya siswi kelas III yang ikut.  Karena memang di generasi dia tidak banyak pemain basket.
Pak Prasteya yang kepo itu tentu saja datang. Â Ananda juga datang. Â Apalagi penggemar setianya Roby Fuzy. Bu Mia pun yang harusnya diajak arisan memilih ikut menonton.
Tim SMA Cihampelas  hanya punya tujuh pemain, karena lima pemain lainnya cedera dan ada yang sakit. Itu sebabnya Adinda direkrut.
Awalnya Adinda hanya mengoper agar kawan setimnya Mutia Dewi, Karina, Maya Savitri, serta Sabrina sendiri yang menembak bola.
Tim lawan mencibir Adinda yang tingginya hanya sekitar 158 cm.Â
Salah satu lawannya yang tingginya 180 cm, tomboi  dan kekar dengan nama di punggung Andarina paling suka meledek.
Ketika menghadapi Adinda dia mengangkat bola tinggi, seolah-olah dia akan bisa diambil.
Kadang dia mendorong Adinda agar jatuh. Â Walaupun itu fault. Adinda mendapat kesempatan menembak penalti.
SMA Cihampelas tertinggal  6-18.  Semua angka disumbangkan oleh Sabrina.