"Kamu ada di mana, Cantik? Di Singosarikah?" saya berupaya tetap tenang.
Dia menoleh kepadaku. "Memang kamu mau nolong?" cetusnya. Dia lalu menoleh ke Gunadi. "Singosari dimortir tuh Januari lalu, sampeyan nggak punya nurani! Â Seratusan mati atau luka Gun!"
Lalu dia menghampiri saya. "Aku di sebuah desa di dekat Batu. Di situlah awal malapetaka.  Awa Januari lalu satu regu KNIL mencoba menyergap kami.  Jumlahnya sepuluh atau dua belas orang merayap. Kebetulan aku dan Ratna baru saja pulang mandi di sungai  dan meneriakan Londo Ireng! Londo Ireng!"
Gunadi mengangguk. "Gara-gara teriakan kalian, seorang TNI yang berada dekat sungai langsung berpaling dan menembak. Teman kami Kapten Seto tewas seketika. Tembak menembak terjadi, kami kehilangan dua orang lagi, tetapi menghabisi semua TNI di situ!"
"Termasuk Mas Gino, kawan kecilmu Gunadi! Tetanggamu anjing KNIL!" Kemala menahan amarah dan  tangisnya sekaligus dan mengarahkan vickersnya ke kepala Gunadi.
Saya menahan nafas, karena dia bisa saja meletuskan pistolnya dan kepala Gunadi senasib dengan Bintang berlubang dengan darah berhamburan di lantai.
"Jadi tinggal kamu dan Ratna?" tanya saya.
Kemala menggeleng dengan dingin. Â "Ada satu lagi, tetapi sembunyi. Saatnya kalian tahu. Dia ada di sekitar sini mendengarkan pembicaraan kita. Mereka tinggal bertujuh dan menggiring kami di dekat sungai.
Ratna hanya pakai kain yang basah rupanya mereka menjadi iblis dan memperkosanya bergantian. Lalu dia hanya menonton dan aku masih mengingat muka-muka iblis itu dan juga juanjuk itu! " perempuan itu menunjuk Gunadi.Â
"Namun sebelum jadi korbannya, aku menarik Ratna terjun ke sungai, tetapi sten dari salah seorang di antara mereka memberondong kami. Ratna tertembak tewas!"
Saya membayangkan betapa dendamnya perempuan itu para KNIL itu dan mungkin lebih daripada itu, yaitu pada para laki-laki. Â Mengapa perempuan selalu menjadi korban empuk peperangan? Saya dapat cerita orang-orang Pesindo memperkosa putri bangsawan Melayu di Sumatera Timur? Di Bandung juga saya dengar ada kejadian perempuan Belanda. Bukan hanya pihak Belanda tetapi juga Republik.