Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (15-Tamat)

8 Mei 2022   15:35 Diperbarui: 8 Mei 2022   15:39 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tak ingat berapa lama mereka berada dalam rumah dengan dominasi kaca bening transparan dengan tanaman hijau serta sirkulasi udara bagus, tergantung di udara dengan kekuatan magnetik.  

Tanpa mereka sadari seluruh aktivitas  dalam kurungan transparan bisa ditonton makhluk-makhluk itu di luar, seperti halnya manusia menononton hewan di kebun binatang.

Setiap waktu tertentu, Van De Bosch, Slamet, Mark dan Jansen menyanyi dengan suara emas mereka. Mereka hanya bisa  menyanyikan beberapa lagu, yaitu  Sonja, Ajoen-ajoen, Geef  Mij Maar Nasi Goreng  namun sudah cukup  memukau penonton mahluk asing itu, mirip manusia ketika menonton perutnjukan burung perkutut.   

Sementara di kandang yang terbuka para makhluk asing bertangan banyak itu menyaksikan seorang perwira kumpeni  VGC diadu dengan serdadu kulit putih lainnya.  Keduanya mulanya memakai tangan kosong.

Yang satu berambut  pirang bernama Speelman dan yang lain berambut hitam bernama Fransico Pizzaro, keturunan Spanyol yang diculik dari Planet Genesis.  Nafsu saling membunuh keduanya sudah sampai ubun-ubun.

Mereka sudah banyak makan ikan QQ hingga ekstistensi sebagai manusia sudah punah, tak ubahnya binatang.  Ikan QQ membuat regenerasi tubuh cepat, hingga luka pun cepat sembuh. Para penonton bersorak, dan satu mahkluk yang ada di tengah menggunakan semacam tongkat untuk menggiring mereka terus berkelahi.

Akhirnya pada puncak pertarungan mahkluk itu memberikan masing-masing sebuah  pedang kepada Speelman dan pada Pizzaro.  Entah dari mana makhluk itu bisa mendapatkan pedang peninggalan abad 16-17, yang satu pernah digunakan VOC  ketika menyerang negeri-negeri di Nusantara dan satu oleh Spanyol ketika menyerang Suku Inka di Nusantara.

Dan keduanya sama-sama tewas tertusuk pedang bersamaan.  Para penonton bersorak girang.  Makhluk itu membawa dua mayat itu dari ke luar kandang dan membuangnya di suatu tempat, bertumpukan bersama bangkai mahkluk  yang kalah aduan lainnya.

Memang di kandang lain ada juga aduan mahluk spesies buas. Darah beraneka warna berhamburan.   

Masih di  dalam areal itu,  terdapat puluhan serdadu VGC menggarap tanah dengan cangkul dipaksa oleh dua mahluk yang bertubuh tinggi dan berlengan banyak itu dengan cambuknya berbentuk panjang dan berduri. 

Mereka dipaksa menanam bibit berwarna ungu pekat dan sebagian sudah tumbuh dan daun--daun runcing dengan buah berbentuk bintang ungu kemerahan. Makhluk itu menyantap salah satu buah dengan puas. Entah berapa lama mereka di sana. Tapi ikan QQ membuat mereka tetap muda, sekalipun mungkin sudah puluhan tahun.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun