O
Lima  Belas : Epilog Satu
Tanjung Jakarta, 21 Juni 2445, hampir dua bulan kami berada di Kuantum XX.  Beli Made menggunakan kesempatan ini mengisi baterai dan membawa cadangannya.  Biji yang disebut Ultra Orange ini bahan bakar yang lebih bagus dari baterai matahari yang dipadatkan, kami gunakan untuk satu mesin sebagai cadangan. Tentu saja harus ada modofikasi pesawat. Kami juga membawa cadangan oksigen, air minum dan air bersih  yang lebih banyak karena Farid ikut kami.  Dewan Nusantara menyetujui permintaan adopsi dari Zia.
Entah petualangan kami berikutnya.  Selama menunggu pesawat disiapkan Kak Raya, Kak Robin, Kak Made, Kak Bagus dan aku bergantian mengisi Klab Perwira Udara Nusantara untuk  tempur angkasa maupun hanya di planet.  Serangan Alien di timur Kejora cukup membuktikan bahwa manusia tidak sendirian sebagai makhluk sosial di jagat raya ini dan tidak semua bersahabat. Pihak Nusanara juga dapat laporan alien itu menghancurkan pangkalan VGC di utara Nusantara dan menawan ratusan manusia.
"Kanaya, ikut ke  Balai Kota, Gubernur Benyamin Hamid  mengundang kita ikut acara resepsi penobatan Abang None Tanjung Jakarta," terdengar suara Yura.
Kanaya menutup tabletnya. Lalu dia bergegas berpakaian.
"Temannya Kak Raya, Kak Cynthia Hadju akan bernyanyi trio dengan Kak Nola dan Kak Widy. Mereka sudah berlatih keras jadi penyanyi dadakan!" kata Yura. "Kak Endah juga mau menyanyi."
Mereka menuju Gedung  Tanjung Jakarta Covention Hall. Di sana sudah menunggu seluruh teman-temannya termasuk Bi Eti.
Cynthia Hadju, Nola Rahmawati dan Widi Handayani  sudah bersiap di panggung.  Mereka melantunkan lagu.
Sajojo, sajojo/Yumanampo misa papa/ Samuna muna muna keke/Samuna muna muna keke/ Kuserai, kusaserai rai rai rai rai/Kuserai, kusaserai rai rai rai rai