Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (6, Pertempuran di Balai Kota Mahameru)

4 Mei 2022   16:04 Diperbarui: 4 Mei 2022   16:09 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam: Pertempuran di  Balai Kota Mahameru

Alvin Ma, menunggu Raya dan teman-temannya di teras kantor Wali Kota Mahameru. Pria berusia sekitar  60 tahun ini, mmepunyai perawakan tinggi besar di atas 170 sentimeter,  masih tampak gagah dan  bugar, walau rambutnya sudah memutih.

Dia menyukai menerima tamunya di teras belakang  Gedung Wali Kota.  Teras bagian belakang menghadap karena taman  penuh bunga. Udara sore begitu sejuk karena berada di ketinggian lebih dari seribu meter di atas permukaan laut.  

Kursi disusun melingkar mengelilingi sebuah meja, karena Alvin memang orangnya egaliter. Setelah dipersilahkan duduk, datang robot pelayan membawakan tiga belas gelas minuman cokelat panas, masing-masing untuk Alvin Ma, Ciciek dan Mayor Hadi Sulistiono, komandan Kota Mahameru.  Lainnya untuk Raya, Robin, Bagus, Purbaendah, Subarja, Kanaya, Yura, Zia, Farid dan Cynthia. 

Kemudian disusul makanan cemilan lumpia goreng yang masih panas.  Alvin meletakan tablet virtualnya.

"Selamat datang ke Mahameru.  Terutama untuk Raya, terakhir bertemu di toko serba ada saya Arjuna House bersama Greg.  Saya ikut berduka. Greg itu teman putra saya waktu sekolah menengah. Dia sering ke rumah kami," ujar Alvin.

"Sayang kita tidak ngobrol banyak waktu itu.  Greg tampaknya berbincang dengan Anda begitu penting. Apa yang dibicarakan?" tanya Raya.

"Dia menanyakan apakah ada perdagangan ilegal Ikan QQ di kota ini. Saya bilang, saya nggak berani menjual Ikan QQ  dalam jumlah besar. Kalau pun ada sudah bagian dari makanan instan," ujar Alvin. "Tapi sudah jadi rahasia umum, kota ini pusat penjualan Ikan QQ ilegal dan melibatkan sejumlah pejabat, baik di Kota Mahameru maupun pusat."

"Mungkin karena banyak orang asing di kota ini?"

"Saya tahu Raya. Tapi mereka punya surat legal yang dikeluarkan orang dari pusat. Sindikat itu kuat karena ada barter dengan energi yang lebih berkelanjutan dari energi angin, energi matahari bahkan energi nuklir dari planet lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun