Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali: Prahara di Nusantara (6, Pertempuran di Balai Kota Mahameru)

4 Mei 2022   16:04 Diperbarui: 4 Mei 2022   16:09 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu dia mengundurkan diri dan pasukannya pun mundur.  Vermeulen meninggalkan mayat lima belas serdadunya dan tujuh belas robot.  Dia pun kehilangan dua serdadu dan tiga robot di udara. Pantas begitu marah.

Sementara Mayor Hadi kehilangan enam serdadu gugur ditambah tujuh yang di laut, tiga laki luka-luka. 

Zia memeluk Farid. "Apa yang diinginkan mereka padamu Barudak?"

Alvin Ma terperangah menyaksikan puing robot berserakan di kebun kantornya bersama mayat-mayat. "Piye, weleeh-weleeh..." celetuknya.

Rapat kilat di Balai Kota.  Penginapan milik Ciciek dijaga oleh tentara malam itu.  Sementara bule-bule yang dlihat Farid, Raya, serta Rini dan Anom menjadi buronan.  Teguh Sumarto dipanggil malam itu juga oleh Mayor Hadi, namun dia hanya menyebut mereka adalah tamunya dan sudah pergi.                                                                                                

                                                                                                                               ***

Pertempuran di Gedung Balai Kota dengan cepat menjadi pembicaraan warga kota.  Polisi dan tentara juga menyebar menjaga kota. Bantuan dari pusat juga sudah datang malam dipimpin Kapten Daud sebanyak dua peleton.

"Kita nggak tahu berapa jumlah mereka. Rasanya kami harus membuat robot seperti Lutung Kasarung kalian punya lebih lincah dibanding robot ondel-ondel," kata Kapten Hadi waktu makan malam di penginapan.

"Selecta sudah digeledah, bule-bule itu tidak ditemukan entah di mana mereka. Tempat ini memang nyaman untuk bersembunyi," ucap Rini.

"Sudah, kalian tidak dilatih untuk ini. Kita juga tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Anda benar Raya, kembali ke mari untuk mengingatkan kami"  ujar Kapten Daud.

Malam itu Ciciek menghidangkan berbagai hidangan Jawa Timur dulu ditemani susu segar susu segar. Raya menyantap nasi rawon dengan buas karena baru pertama kali setelah sepuluh tahun bertemu hidangan ini.  Sementara Cynthia hanya melahap gado-gado. Sedang diet katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun