"Tiga kilometer di sini di Distrik 13 pada ketinggian yang sama, sebelah timur utara," jawab Ciciek.
"Bisa mampir ke sana, tapi ingin ke Rabu Kumbolo besok pagi," kata Raya.
"Mengapa tidak berkemah saja besok malam?" tanya Bagus. "Istriku belum pernah dengar kata berkemah. Kalau aku sudah di Titanium tentunya di hutan tengah Koloni, di pinggiran ada Bolo."
"Bolo?" tanya Ciciek.
"Kalau di sini Yu Sanca atau Yu Lobster di Pulau Cendani. Karena di sana konturnya gunung dan danau ya, mahluk buasnya lain," jawab Bagus.
"Ada mahluk buas lain, tadinya cerita di perairan Timur Kejora?" tanya Zia.
"Ada cerita tentang, mahluk setinggi enam meter  berkepala lonjong dua kaki dengan enam atau delapan tangan berbentuk lentur sepanjang tiga meter. Mahluk cerdas yang diduga menculik beberapa manusia seratus tahun lalu. Ada yang lolos darinya. Tetapi mahluk itu tidak membunuh manusia, saksi mata menyebutnya manusia itu ditaruh dalam kotak kaca transparan tetapi sulit keluar. Entah untuk apa. Saksi mata bernama Asrul Thoyib ini lolos karena berhasil mengadu sekawanan Yu Sanca dengan tiga mahluk itu," papar Cynthia.
"Lalu?"
"Dewan menganggap dia gila, karena kapal yang ditumpanginya disergap badai dan lima temannya hilang. Tidak ada tanda-tanda pergumulan hanya pecahan kapal kayu. Dia ditemukan patroli V-Cakrawala, " jawab Cynthia.
"Mengapa disebut mahluk cerdas?" tanya Robin.
"Menurut cerita Asrul, mahluk itu punya pesawat berbentuk cakram," terang Cynthia."Lagian, Asrul dan teman-teman mengejar kawanan ikan QQ hingga zona antah berantah."