"Pusat akan mengirim Kapten Daud dan tujuh tentara untuk membantu kita. Mereka terbang dengan pesawat kecil dan terjun payung ke Ranu Kumbolo. Kita tidak dikasih wewenang untuk menangkap mereka."
Mobil yang dikendarai terduga Jan Peter  Van de Bosch menyeberangi jembatan dengan di bawahnya terusan ke blok lain. Setelah setengah jam. Mobil itu masuk di halaman perkebunan apel dan buah-buahan. Ada bangunan di sana.
"Siapa pengelola Agri  Selecta sekarang?" tanya Raya.
"Masih Teguh Sumarto, anggota Dewan Nusantara ," jawab Rini.
"Tunggu Teguh Sumarto? Bukankah dia ada di antara pengantar kami waktu di pelabuhan?" gumam Raya.
"Maksud Mbak Raya?"
"Hanya menduga. Mungkin saya salah," ucap Raya."Kita bisa masuk?"
"Bisa itu tempat umum. Luasnya sepuluh hektare, ada bangunan yang juga berfungsi sebagai penginapan."
"Pantas mereka tak terlacak," kata Raya.
Mereka memasuki lahan kebun apel itu. Bosch bersama tiga kawannya ditunggu oleh dua orang berpakaian surjan. Seorang di antaranya beumur 40 tahunan.
"Lah itu kan Teguh Sumarto? Kok dia ada di sini, naik pesawat kali ya?"