Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Petualangan Manuk Dadali (2, Petaka Pulau Cendani)

2 Mei 2022   16:05 Diperbarui: 2 Mei 2022   16:12 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapten Daud sudah menyiapkan sebuah kapal pinisi. Mak Eti lebih suka di pantai. Yang naik kapal Raya, Bagus, Purbaendah, Atep, Kunihiro, Sari Okano, dua pengawal Purbaendah, Subarja dan Jumhana menunggu di pantai dan tidak ikut.

Dari Manuk Dadali yang ikut hanya Serda Reda, sementara Robin dan Made lebih suka menunggu di pantai. Sejumlah pelaut dan tentara ikut di kapal itu, juga ada beberapa penumpang warga Tanjung Jakarta.

Sementara Kanaya, Yura dan Maurizia bersepedaan di atas air mengiringi kapal pinisi. Kecepatannya diatur sama dengan kecepatan pinisi. Mereka menuju pulau Cendani berbentuk C yang menjadi pelindung bagian utara pulau Pelopor. Jaraknya sekitar 80 kilometer dari tepi Tanjung Jakarta.

"Tiga cewek itu benar-benar nggak ada takutnya. Untung gelombang di sini ringan. Tapi sepeda itu temuan yang hebat dari kalian, bisa jalan di atas air," puji Cynthia.

"Bukan itu saja, nanti kalian lihat sendiri," kata Bagus.

"Inikah laut itu?" tanya Purbaendah. "Aku pernah dengar lagu dari sebuah bangunan di Kabandungan. Nenek Moyangku orang pelaut. Aku hapal lagunya?"

"Kirain Manuk Dadali saja?"

Lalu Purbaendah bernyanyi, yang membuat para awak hormat. Bagus pun bangga. Kemudian Raya dan Cynthia mengikuti bernyanyi.

Nenek moyangku seorang pelaut/ Gemar mengarung luas samudera/menerjang ombak. Tiada takut/menempuh badai sudah biasa/ angin bertiup/layar terkembang/ombak berdebur di tepi pantai/pemuda berani/bangkit sekarang/ke laut kita beramai-ramai.

"Perempuan gunung yang ingin kenal laut," puji Bagus.

"Tapi mereka yang punya bakat untuk itu?" tunjuk Daud pada tiga perempuan yang begitu stabil bersepedaan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun