Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pangandaran 1950-1965, Perkembangan Pariwisata dan Gangguan Keamanan

4 Maret 2022   20:48 Diperbarui: 4 Maret 2022   20:55 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pantai Pangandaran menurut Buku Djawa Barat, 1953. Mungkin diambil sebelum perang.

Namun jelas bahwa  adapertempuran terjadi di daerah suaka margasatwa). Pada saat yang bersamaan  penyergapan juga terhadap polisi juga terjadi di Desa Cikoneng, namun gerombolan berhasil dipukul mundur.

Wartawan AK Jacoby dalam tulisannya "Gerombolan Berakar di Masyarakat Cijulang" pada "Pikiran Rakjat" 14 April 1956 melaporkan daerah terberat di Kabupaten Ciamis ialah Kewedanaan Cijulang dan sekitarnya.

Peninjauan yang dilakukannya pada waktu itu  selama satu hari satu malam di Cijulang kami diterima oleh Wedana Cijulang Amas Sutamihardja dan Komandan Batalyon 608 Resimen 20 TT VI Major Surjo Sumpeno.

Kewedanaan Cijulang mempunyai tiga buah kecamatan yaitu Kecamatan Cijulang, Cigugur, dan Langka---Lanjar dengan 22 desa. Penduduknya 60 ribu jiwa dan dua pertiga di antaranya 40 ribu jiwa  menjadi pengungsi.

Di seluruh kewedanaan tersebut hingga sata itu diketahui 8 buah desa yang jadi beku atau "vacuum". Penyelidikan selanjutnya ke desa-desa lain kini masih bisa terus dilakukan; berhubung dengan Pemerintah RI di daerah tersebut kini baru dalam proses penyusunan, yaitu kira-kira baru delapan bulan  sejak penempatan Batalyon 604 pada  Agustus 1955 di Kewedanaan Cijulang. Sebelum itu boleh dikatakan rakyat belum merasakan Pemerintah RI sama sekali.

Desa-desa yang baru diketahui "vacuum" hingga  ialah desa Kerta hardja, Tjiparantu, Sidangsari dengan jumlah penduduk 1.000 kepala keluarga. Di Kecamatan Cigugur terdapat dua desa yang vakum, yaitu Desa Pagarbumi dan Desa  Jatimulya dengan jumlah 1.500 kepala keluarga. 

Sementara di Kecamatan Langkap Plancar terdapat tiga desa yang vakum , yaitu Desa Pangkalan, Bojong Kondang dan Cimanggu dengan jumlah 2.000 kepala keluarga. Ketiga desa yang disebut belakangan adalah daerah surplus.

Daerah Kewedanaan Cijulang boleh disebutkan daerah minus dan rakkyatnya terlalu menderita karena di samping kekuarangan bahanan makanan juga terus dikacau  oleh gerombolan. 

Pada daerah itu sangat terpencil dan jarang didatangi  oleh tentara tadinya, maka di sekitar Kewedanaan Cijulang dirasakan sekali besarnya pengaruh gerombolan.

Menurut Wedana Cijulang, Amas Sutamihardja, bukan saja rakyatnya yang tidak boleh dipercaya, tetapi para lurah pun banyak yang tidak bisa dipercaya  sepenuhnya.  Kalau wedana itu itu mengadakan inspeksi ke desa-desanya ia harus dikawal dan itu pun terbatas pada berapa desa yang berdekatan saja.

Hingga waktu tulisan itu disiarkan  Kecamatan Cijulang dan Kecamatan Langkaplancar  tidak ada perhubungan Pemerintahan, sehingga praktis  semua kecamatan itu dikuasai gerombolan. Sedangkan kecamatan merupakan daerah yang terkaya di daerah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun