Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Tengah Malam Jahanam (2)

16 Agustus 2021   07:57 Diperbarui: 16 Agustus 2021   08:08 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mobilnya segera meninggalkan kami. Lalu Sundari membuka pintu pagar rumah berlantai dua itu. Aku mengikutinya. Sepi, seperti tidak ada orang.

"Assalamulaikum!" ucapnya.

Tidak ada jawaban.  Ada pesan WA masuk dari Charles. Cukup mengejutkan: "Google Maps hanya ada Kota Bandung."

"Ayo, Kang masuk dulu!" ajak Sundari. "Mungkin, mereka lagi keluar sebentar, pintunya nggak dikunci." 

Aku duduk di ruang tamu, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh, sama dengan jam di ponsel. Sundari menghidupkan televisi. Dia mencari warta berita dari stasiun mana saja. Tetapi tidak ada, yang ada hanya acara film dan musik.

"Coba kamu lihat hanya ada cara film, musik dan sinetron dan rasanya tidak ada yang baru, seperti re-run dan tidak ada berita," aku mulai takut.

"Tadi aku juga browsing, berita yang ada hanya sampai dengan tanggal dan jam waktu kita kecelakaan," sahut Sundari.

Dia kemudian kebelakang membuatkan minuman teh manis untuk aku dan empat potong kue serabi yang masih segar.

"Sepertinya Mama tahu aku pulang pagi dan meninggalkan empat potong serabi yang masih hangat, coba kang. Serabi buatan Mama!"

"Berarti mereka nggak lama meninggalkan rumah," sahut aku.

"Ntar lagi pulang, aku sudah WA, tetapi belum ada centrang biru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun